Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berkolaborasi dengan IMCS, PMKRI Jakarta Timur Gelar Tindak Lanjut Gender Mainstraiming

PMKRI Jakarta Timur Senantiasa Dorong Peningkatan Pemahaman Gender Equality - Image: Pribadi


Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Jakarta Timur berkolaborasi dengan International Movement of Catholic Students (IMCS) dalam menggelar seminar di SMA St. Antonius Jakarta pada Senin, 16 Desember 2024.

Agenda ilmiah tersebut bertajuk, 'Memahami Kesetaraan Gender: Investasi terbaik menyosong Indonesia Emas 2045.' Dihadiri 304 orang peserta, ketua panitia acara, Giovani Rening dalam sambutannya menekankan prospek kesetaraan gender sangat penting dalam mendukung realisasi pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan setara. Di tengah riuhnya dinamika sosial, ekonomi, dan budaya, peran generasi muda - terutama Gen-Z yang menempati porsi terbesar dalam komposisi kependudukan Indonesia kini, sangat diharapkan.

Pihak sekolah melalui Rm. Edi Setiawan, SCJ menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan sekaligus mempertegas bahwa generasi muda mesti tumbuh dengan kesadaran untuk mengambil peran dalam ruang perubahan sosial.

“Mewakili Sekolah SMA St. Antonius, kami mengucapakan terima kasih yang sungguh luar biasa teruntuk DPC PMKRI Jakarta Timur dan IMCS yang telah memilih sekolah kami untuk melaksanakan seminar yang sangat menantang ini. Kami berpikir, seminar ini mampu memberi efek positif teristimewa untuk siswa-siswi,” pungkas imam yang ditahbiskan September lalu itu. 

Jika berkaca pada fakta, benang kusut polemik kesetaraan gender belum terurai dengan baik. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa 10,3% siswa perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan verbal atau fisik di sekolah. Selain itu, perempuan masih jarang menempati posisi kepemimpinan meski memiliki kompetensi atau prestasi akademik yang mumpuni serta melekatnya stigma sosial yang dapat membatasi akses terhadap pendidikan dan pilihan karier. 

Para peserta aktif menyimak dan bertanya selama seminar berlangsung - Source image: pribadi.

Dari konstruksi gender, perempuan memang lebih rentan mengalami berbagai diskriminasi. Padahal sebagaimana bunyi poin ke-5 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan jelas menggariskan bahwa pemberdayaan perempuan dan anak perempuan adalah inti dari pembangunan berkelanjutan. Tanpa kesetaraan gender, kemajuan di bidang lain seperti pendidikan, ekonomi, dan lingkungan juga akan terhambat. 

Dalam kaitannya dengan Indonesia yang mengusung visi Indonesia Emas pada 2045 mendatang, keadaan semacam ini menjadi tantangan tersendiri. Gen-Z dituntut untuk dapat ambil bagian dalam membenahi kenyataan tersebut melalui berbagai cara. 

Pertama, berdayakan teknologi untuk advokasi. Media sosial telah menjadi alat yang efektif untuk menyuarakan isu-isu gender, melawan stereotipe, dan mendobrak norma-norma tradisional. Kampanye digital dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keadilan gender, mulai dari lingkungan sekolah hingga kebijakan publik. Kedua, bangun kepemimpinan yang setara. Generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, perlu diberikan peluang yang sama untuk memimpin. Di sekolah, organisasi, atau komunitas, penting untuk menghapuskan bias gender dalam pemilihan pemimpin dan memberi ruang bagi mereka yang memiliki potensi. Ketiga, mendorong pendidikan inklusif. Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan perubahan sosial. Gen-Z dapat memainkan peran dalam menciptakan budaya yang inklusif di sekolah, di mana setiap siswa merasa aman dan dihargai, tanpa memandang gender.

Selaras dengan misi pemberdayaan generasi muda tersebut, koordinator IMCS, Bertha Samponu menegaskan betapa pentingnya peningkatan pemahaman kesetaraan gender di semua tingkatan.

“Kesetaraan gender bukanlah mimpi utopis. Ia adalah visi yang bisa kita capai melalui kerja sama lintas generasi dan lintas sektor. Mulai dari lembaga pendidikan, komunitas, hingga kebijakan pemerintah, semua elemen memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih setara,” ujar Bertha.

Koordinator IMCS, Bertha Samponu hadir secara virtual - Source image: pribadi.

Baca juga: PMKRI Jakarta Timur Gelar Workshop Gender Mainstreaming

Ia juga menambahkan, pada gilirannya akumulasi berbagai empowerment movement yang diupayakan dapat berkontribusi pada kemaslahatan bersama sebagai sebuah bangsa dan negara. Itulah visi besarnya.

“Sebagai bagian dari gerakan IMCS Pax Romana, kami percaya bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi katalis perubahan. Kesetaraan gender tidak hanya tentang keadilan; ini tentang memastikan bahwa semua individu, terlepas dari gender mereka, memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa. Mari kita bersama-sama merajut masa depan di mana kesetaraan gender bukan lagi perjuangan, tetapi realitas yang dirayakan oleh setiap lapisan masyarakat”. tutur srikandi PMKRI Cabang Ambon tersebut.


Oleh: Wilhelmus Alvin - Anggota Biasa PMKRI Jakarta Timur

                                                

                                                                                                                         Editor: Alfred Samudra












Posting Komentar untuk "Berkolaborasi dengan IMCS, PMKRI Jakarta Timur Gelar Tindak Lanjut Gender Mainstraiming"