Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PMKRI Jakarta Timur Gelar Workshop Dukung Pengarusutamaan Gender

 

Pose bersama peserta Workshop on Gender Mainstreaming - Image: Private


PMKRI Cabang Jakarta Timur Santo Petrus Kanisius berkolaborasi dengan IMCS Asia Pasific sukses menyelenggarakan kegiatan Workshop on Gender Mainstreaming, pada tanggal 28 September 2024. Workshop mengusung tema pengarusutamaan gender dalam pembangunan berkelanjutan serta strategi pemberdayaan guna mengurangi kesenjangan gender di Indonesia. Kegiatan yang dilangsungkan di Margasiswa PMKRI Cabang Jakarta Timur ini, dipandu oleh 3 fasilitator, yaitu: Emanuel odo, Epivani Nabus dan Elviana Umbuk.

Pengarusutamaan gender atau gender mainstreaming telah menjadi bagian integral dalam agenda pembangunan global. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pengarusutamaan gender adalah upaya sistematis untuk memastikan bahwa kebijakan, program, dan proyek pembangunan mempertimbangkan dampak serta manfaat bagi laki-laki dan perempuan secara setara.

Dalam workshop ini para peserta diajak untuk memahami bahwa pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat tercapai jika seluruh lapisan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan, mendapatkan akses yang setara dalam berbagai aspek kehidupan termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Indonesia, sebagai negara yang telah berkomitmen pada agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) dan  masih menghadapi tantangan besar terkait kesenjangan gender meskipun telah banyak kemajuan dalam beberapa bidang. Data menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial masih tertinggal dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil untuk memperkuat implementasi pengarusutamaan gender agar dapat mendukung pencapaian SDGs di Indonesia.

Strategi Mengurangi Kesenjangan.

Selama sesi workshop peserta mendapatkan penjelasan mengenai berbagai strategi pemberdayaan yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi kesenjangan gender.  Pertama, peningkatan akses terhadap pendidikan. Pendidikan memainkan peran penting dalam memberdayakan perempuan. Dengan memberikan akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas, perempuan dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial. Juga mendorong perempuan untuk lebih percaya diri dalam mengejar karier di bidang-bidang yang sebelumnya didominasi laki-laki.

Kedua, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Pemberdayaan perempuan perlu diupayakan dengan membuka ruang partisipasi yang lebih aktif dalam proses pengambilan keputusan baik di tingkat keluarga, komunitas, maupun negara. Workshop ini menekankan pentingnya keterwakilan perempuan di lembaga pemerintahan dan organisasi swasta untuk memastikan bahwa perspektif gender dipertimbangkan dalam setiap kebijakan yang diambil. Ketiga, pemberdayaan ekonomi. Dalam hal ekonomi, akses terhadap peluang ekonomi harus diperluas bagi perempuan seperti; akses terhadap kredit, pelatihan kewirausahaan, dan jaringan bisnis. Pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya akan membantu mereka untuk mandiri secara finansial, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Dari kiri ke kanan; Elviana Umbuk, Emanuel Odo, dan Epivani Nabus - selaku fasilitator workshop - Image: Private


Keempat, pemberantasan kekerasan berbasis gender. Kekerasan berbasis gender merupakan salah satu hambatan terbesar bagi pemberdayaan perempuan. Maka, strategi untuk mengurangi kesenjangan gender harus mencakup upaya untuk mencegah dan mengatasi kekerasan terhadap perempuan. Ini termasuk memperkuat kerangka hukum yang melindungi perempuan, serta menyediakan layanan yang mendukung korban kekerasan, seperti perlindungan hukum, dukungan psikologis, dan rehabilitasi. 

Kelima, pemantauan dan evaluasi. Salah satu hal yang ditekankan dalam workshop ini adalah pentingnya pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap kebijakan dan program terkait pengarusutamaan gender. Tanpa mekanisme pemantauan yang efektif, sulit untuk menilai sejauh mana kesenjangan gender berhasil dikurangi dan apakah strategi pemberdayaan telah berjalan sesuai rencana.

Kolaborasi dengan IMCS Asia Pasific .

Workshop Gender Mainstreaming ini terlaksana dengan dukungan penuh dari International Movement Catholic Society (IMCS) Asia Pasific - organisasi yang secara aktif terlibat dalam promosi kesetaraan gender di berbagai negara di Asia Pasifik. IMCS Asia Pasifik berperan sebagai mitra strategis yang tidak hanya menyediakan bantuan finansial untuk kegiatan ini, tetapi juga memberikan masukan dan arahan berharga terkait materi workshop ini.

IMCS Asia Pasifik telah lama mendukung gerakan pengarusutamaan gender sebagai bagian dari komitmen globalnya terhadap pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Kerja sama antara IMCS dan PMKRI diharapkan dapat terus berlanjut di masa mendatang, dengan program-program yang lebih inovatif untuk memperkuat peran perempuan dalam pembangunan. Kegiatan ini memberi banyak manfaat bagi peningkatan kapasitas peserta.

“Workshop ini memberikan saya banyak wawasan baru mengenai pentingnya pengarusutamaan gender dalam semua aspek kehidupan. Selama ini  saya hanya berpikir bahwa kesetaraan gender hanya berkaitan dengan hak-hak perempuan, tetapi setelah mengikuti kegiatan ini, saya sadar bahwa kesetaraan gender adalah isu yang lebih luas yang juga mempengaruhi laki-laki dan pembangunan secara keseluruhan,” ungkap Servas Lusiano, salah seorang peserta yang tengah berkuliah di Universitas Indraprasta PGRI.

Implementasi konsep pengarusutamaan gender tidak hanya berdampak pada perseorangan tapi juga komunitas. Upaya ini bisa ditempuh dengan pemberdayaan usaha ekonomi kolektif guna mendongkrak kesejahteraan bersama, seperti diungkapkan seorang peserta.

Sesi diskusi interaktif antar peserta selama workshop berlangsung - Image: Private

Baca juga: https://www.verbivora.com/jakartatimur/2024/09/pmkri-jaktim-gelar-mpab-anggota-muda.html

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai pegiat sosial. Salah satu hal yang paling menarik dari workshop ini adalah diskusi tentang bagaimana pemberdayaan ekonomi perempuan bisa memberikan dampak positif bagi kesejahteraan keluarga dan komunitas. Ini menjadi motivasi bagi saya untuk lebih serius dalam mengintegrasikan program pemberdayaan ekonomi perempuan dalam komunitas yang saya kelola,” tutur Natalia Yoran, mahasiswa Fakultas Manajemen Universitas Bina Sarana Informatika.

Menindaklanjuti workshop, PMKRI Cabang Jakarta Timur akan terus berkomitmen mengupayakan pengarusutamaan gender melalui program-program seperti: melakukan sosialisasi hasil workshop kepada anggota PMKRI dan masyarakat luas; mengadakan kegiatan lanjutan yang lebih spesifik, seperti pelatihan pemberdayaan ekonomi untuk perempuan muda; dan berkolaborasi dengan organisasi lain, baik di tingkat lokal maupun internasional, untuk memperkuat upaya pengarusutamaan gender di Indonesia.

Dengan terselenggaranya workshop ini, diharapkan semakin banyak individu dan kelompok yang sadar akan pentingnya kesetaraan gender sebagai landasan bagi pembangunan berkelanjutan. Masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta perlu bersatu padu untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan mengurangi kesenjangan yang masih ada.

PMKRI Cabang Jakarta Timur dan IMCS Asia Pasific berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari perubahan yang lebih besar menuju Indonesia yang lebih adil dan setara bagi semua gender.

#ROSA
#PETRA

Kontributor: Emanuel Odo

Editor: Alfred Samudra

Posting Komentar untuk "PMKRI Jakarta Timur Gelar Workshop Dukung Pengarusutamaan Gender"