Pada tahun 2045 Indonesia akan memasuki usia 100 tahun atau satu abad kemerdekaan Indonesia dan menjadi momentum emas bagi Indonesia untuk mewujudkan Visi Indonesia emas 2045. Terdapat empat Infrastruktur pembangunan yang disusun untuk pencapaian Visi Indonesia 2045, yaitu: 1. Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,3. Pemerataan Pembangunan, serta 4. Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.
Keempat pilar tersebut dibangun di atas Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar berbangsa bernegara dan konstitusi, dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Hal tersebut selaras dengan Gagasan Founding Fathers yang menyakinkan dan melaksankan Prinsip Welfare State.
Sebagai jalan mengusung negara untuk memiliki kontrol terhadap kesejahteraan yang menguasai cabang-cabang produksi, bumi, air, dan kekayaan alam. Negara juga wajib memastikan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Konsep kesejahteraan ini tercermin pada sila kelima Pancasila.
Dalam periode 2024 – 2045, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,7 persen per tahun dengan terus melakukan reformasi struktural, memanfaatkan bonus demografi dan kemajuan teknologi, serta meningkatkan daya saing ekonomi. Indonesia diperkirakan menjadi negara pendapatan tinggi pada tahun 2036 dan PDB terbesar ke-5 pada tahun 2045. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif akan meningkatkan jumlah kelas pendapatan menengah menjadi sekitar 70 persen penduduk Indonesia pada tahun 2045 serta untuk mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045 Indonesia perlu menyiapkan generasi penerus berkualitas dan melakukan pemerataan pembangunan antar wilayah mengingat karakteristik kepulauan yang dimiliki Indonesia.
Baca juga: Pembukaan Pelatihan Kewirausahaan PMKRI, Ini Target Kemenkop UKM RI 2045
Generasi Emas 2045
Generasi emas 2045 adalah generasi satu abad setelah kemerdekaan Indonesia 1945. Generasi emas 2045 sering digambarkan sebagai masa dimana bangsa Indonesia mendapatkan bonus demografi karena pada tahun 2045 struktur penduduk Indonesia sebagian besar adalah kaum muda yang potensial untuk membangun dan memajukan bangsa. Generasi emas adalah generasi muda yang penuh optimisme dan gairah untuk maju dengan sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar.
Generasi emas adalah generasi dengan visi ke depan yang cemerlang, kompetensi yang memadai, dan dengan karakter yang kokoh, kecerdasan yang tinggi, dan kompetitif, merupakan produk pendidikan yang diidam idamkan.
Generasi emas adalah generasi yang mampu membawa pada perbaikan kehidupan bangsa menjadi bangsa yang bermartabat, harmonis, dan berkualitas serta generasi yang memiliki usia produktif dalam jumlah yang lebih besar. Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, budi pekerti, moral, dan watak, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan keputusan baik dan buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, budi pekerti, moral,dan watak, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan keputusan baik dan buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh dalam rangka membangun generasi emas Indonesia diperlukan pembangunan pendidikan terutama karakter, agar mempunyai pola pikir dan perilaku yang berlandaskan moral sebagai usaha membangun bangsa.
Pendidikan karakter akan menjadi upaya peningkatan kualitas manusia sekaligus sebagai suatu solusi permasalahan akan kemerosotan moral. Pentingnya pendidikan karakter bagi generasi emas diharapkan mampu menjadi fundamental basic sebagai dasar mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Pembukaan Pelatihan Kewirausahaan PMKRI, Ini Target Kemenkop UKM RI 2045
Tantangan Pemerintah
“Ada lima parameter yang harus dicapai dan perlu menjadi perhatian bersama agar Indonesia menjadi negara maju dengan SDM yang unggul, profesional, produktif, berdaya saing, serta berkepribadian Indonesia.“
Untuk menjadi negara maju dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, maka kita harus mampu menyiapkan SDM yang kompeten, produktif dan berdaya saing di semua sektor industri dan bidang pekerjaan. Dan yang tidak kalah penting adalah kita juga harus menciptakan banyak wirausahawan.
Saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia di era globalisasi dan teknologi digital. Tantangan tersebut sekaligus menjadi peluang besar dari sisi demografi, dimana penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dengan jumlah mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen, dan milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.
Masih terdapat 29 provinsi yang berada pada tahap awal bonus demografi dan menuju tahun 2045 diperlukan optimalisasi pembangunan Sumber Daya Manusia sesuai pilar pertama Visi Indonesia Emas .Ada masa 21 tahun bagi Indonesia untuk memanfaatkan bonus demografi dengan kebijakan yang berlandaskan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) sesuai pilar pertama Visi Indonesia Emas. Kualitas SDM menjadi faktor penentu keberhasilan dari pemanfaatan bonus demografi. Dalam hal tersebut penduduk usia produktif memiliki kontribusi besar dalam penyediaan sumber tenaga kerja yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dengan dibekali pendidikan yang berkualitas, kesehatan, keterampilan, kompetensi, serta daya saing di era globalisasi.
Berdasarkan hal tersebut, Infrastruktur Welfare State yang perlu di bangun dan menjadi fokus menuju Indonesia Emas 2025 di antaranya : pertama, demografi global pada tahun 2045, penduduk dunia diperkirakan 9,45 miliar, bertambah 2,1 miliar dari tahun 2015. Lebih dari separuh pertumbuhan penduduk dunia disumbang oleh kawasan Afrika. Penduduk Asia masih terbesar (55 persen). Tren demografi global mendorong urbanisasi, arus migrasi, dan penduduk usia lanjut. Kedua, peranan emerging economies output negara berkembang tahun 2050 diperkirakan mencapai 71 persen dari total output dunia dengan Asia sebagai pendorong utama—mencapai 54 persen.
Investasi SDM dan infrastruktur serta reformasi struktural dan iklim usaha mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berdaya saing, dan berkesinambungan. Ketiga, perdagangan internasional sampai tahun 2045, perdagangan global diperkirakan tumbuh 3,4 persen per tahun. Negara berkembang menjadi poros perdagangan dan investasi dunia dengan pertumbuhan 6 persen per tahun. Perdagangan intra Asia meningkat dan investasi asing langsung ke dan antar negara berkembang berkelanjutan .
Kempat, Keuangan Internasional Dominasi mata uang dunia bergeser dari dolar AS menjadi multi currencies. Aset keuangan emerging economies tahun 2050 diperkirakan melebihi negara maju. Cina berkembang sebagai salah satu sumber keuangan bagi pembangunan mendatang. Kelima, Kelas Menengah Pada tahun 2050, jumlah middle dan upper income class diperkirakan lebih dari 84 persen atau sekitar 8,1 miliar orang. Asia dan Amerika Latin akan memiliki jumlah middle dan upper income class terbesar.
Enam, Persaingan Sumber Daya Alam Meningkatnya peranan ekonomi Asia dan penduduk di Afrika mendorong persaingan memperebutkan sumber daya alam (SDA). Ketersediaan SDA diperkirakan tidak mampu memenuhi kebutuhan permintaan yang meningkat meskipun teknologi akan meningkatkan efisiensi SDA. Tujuh, teknologi tren perubahan teknologi ke depan akan didominasi oleh teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi dan rekayasa genetik, kesehatan dan pengobatan, energi terbarukan, wearable devices, otomatisasi dan robotik, serta artificial intelligence.
Delapan, Perubahan Iklim Tantangan pemanasan global semakin besar, baik berupa kejadian ekstrim maupun perubahan iklim jangka panjang. Tanpa usaha menurunkan emisi, rata-rata suhu global akan meningkat 3 – 3,5 derajat celcius pada akhir abad ini. Sembilan, Perubahan Geopolitik Perubahan geopolitik terus berlanjut ke depan dengan meningkatnya peranan Cina, kerentanan di Kawasan Timur Tengah, serta meningkatnya kelas baru dan kelompok penentu.
Infrastruktur Welfare State tersebut merupakan gambaran dari perencanaan besar Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 yang harus segera dilaksanakan dan diwujudkan pasca Indonesia berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk Presiden dan Wakil presiden tahun 2024-2029, presiden terpilih nantinya harus menyusun RoadMap yang disesuaikan dengan visi-misi dalam mewujudkan dan memastikan arahan negara menuju Indonesia Emas 2045 sesuai dengan Prinsip dan Kebijakan Infrastruktur Welfare State.
Penulis: Cornelius Corniado Ginting,S.H – Founder Center of Economic and Law Studies Indonesia Society ( CELSIS )