Viral video siswi nonmuslim dipaksa pakai jilbab di sekolah, ini sikap PP PMKRI

Jakarta, Verbivora.com-Dunia maya heboh dengan beredarnya video adu argumen antara orangtua siswa dengan wakil kepala Sekolah SMK Negeri 2 Padang. Dalam video ini terlihat perdebatan antara orangtua siswa dengan pihak sekolah lantaran sekolah mewajibkan siswi yang nonmuslim menggunakan jilbab di sekolah. Video tersebut diunggah pada 20 Januari 2020.

Video tersebut diunggah oleh salah satu orangtua siswa yang merasa keberatan anaknya diwajibkan menggunakan jilbab. Dalam video yang berdurasi 15 menit tersebut menunjukkan orangtua siswa meminta keterangan dengan pihak sekolah terkait aturan tersebut dan meminta kejelasan mengenai apa yang menjadi landasan hukumnya. 

Menanggapi kejadian tersebut, Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PP PMKRI) sangat menyayangkan kejadian tersebut, mengingat ini adalah salah satu contoh yang tidak baik di negara yang menjunjung tinggi keberagaman. 

Benidiktus Papa selaku Ketua Presidium PP PMKRI dalam tanggapannya, “meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera menyelesaikan permasalahan ini, sekaligus mengevulasi Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, dan segera merevisi aturan tersebut.   Kejadian seperti ini harus ditanggapi dengan baik agar kiranya tidak menimbulkan preseden buruk di lain waktu.”

Ia juga menambahkan,”dengan adanya kejadian ini menjadi bukti lemahnya pengawasan pemerintah dengan sekolah-sekolah terutama negeri dalam menjalankan fungsinya. Sekolah harusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi siswa-siswi dalam menjalankan tugasnya sebagai pelajar. Kewajiban menggunakan jilbab bagi siswa yang nonmuslim tidak ada hubungannya dengan peningkatan kualitas peserta didik.”

Alboin Samosir selaku Pengurus Pusat PMKRI mengatakan, “kewajiban menggunakan jilbab bagi siswa nonmuslim merupakan salah satu bentuk diskrimatif dan kurangnya penghormatan terhadap keberagaman. Oleh karena itu, negara melalui semua stakeholder terkait harus hadir dan memastikan tidak ada lagi kejadian serupa terjadi. 

“sekolah seyogiayanya menjadi contoh untuk menunjukkan betapa keberagaman dapat dipersatukan, sekolah harusnya menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebhinekaan, dan sekolah jugalah yang harusnya memberikan kesadaran kepada peserta didik betapa negara ini dibangun berlandaskan warisan keberagaman budaya, suku,agama, ras, dan antargolongan. Kejadian seperti ini harus menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya.

Penulis : John M.


Exit mobile version