Tangkal Hoax, Alumni IKASANTRI Gelar Seminar Nasional

Seminar Nasional Ikatan Alumni SMAK Sanctissima Trinitas Ranggu

LABUAN BAJO, VERBIVORA.COM– Ikatan Alumni SMAK Sanctissima Trinitas Ranggu, disingkat
IKASANTRI menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Fenomena Hoax dan
Kekerasan di Dunia Maya” pada hari Rabu (26/12) di Ranggu, Manggarai Barat.
Seminar Nasional ini menghadirkan narasumber dari DPD/MPR RI, Adrianus Garu,
Kasat Intel Polres Manggarai Barat, Cakra Mudra dan Pengurus Pusat PMKRI,
Alfred Nabal. Pengamat Politik FORMAPPI, Lucius Karus menyampaikan materinya
melalui video streaming, karena berhalangan hadir. Seminar ini dihadiri oleh
150 orang.

Pengurus Pusat PMKRI, Alfred Nabal dalam
materinya menyampaikan pentingnya mendorong gerakan literasi sebagai upaya
preventif dalam menghadapi derasnya arus hoax di masyarakat. “Memerangi hoax
perlu dilakukan di hilir dan hulu. Jika di hilirnya melalui UU ITE, maka
pendekatan di hulunya adalah dengan gerakan literasi. Untuk gerakan literasi
ini, segenap elemen masyarakat memiliki tanggung jawab di sana,” papar Alfred
Nabal.
Menurut The World’s Most Literate
Nations (WMLN), Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara dalam hal
literasi. Indonesia berada di bawah Thailand (59), Malaysia (53), dan Singapura
(36).
Selain itu, tentang gerakan literasi
ini, Alfred Nabal mengajak seluruh peserta seminar untuk memulainya dari
lingkungan pengabdian masing-masing. Hal paling utama ditekankan dalam dunia
pendidikan formal, Alfred mengajak para pelaku di dunia pendidikan agar
anak-anak didik dilatih membaca, menulis, berbicara, dan memecahkan masalah.
“Majalah dinding merupakan instrumen
yang sangat efektif untuk meningkatkan budaya literasi di sekolah. Setiap
sekolah perlu menghidupkan majalah dinding. Saya siap mendampingi adik-adik SMP
dan SMA Ranggu dalam menghidupkan majalah dinding ini,” ajak Koordinator Lembaga
Kajian Penelitian dan Pengembangan  PP
PMKRI tersebut.
Selanjutnya, Alfred menyarankan agar
sejak dini, anak-anak diperkenalkan dengan apa yang disebut literasi media
dalam jenjang pendidikan formal. “Karena kita hidup di era teknologi informasi
dan komunikasi, literasi media menjadi urgen. Melalui literasi media ini, kita
dilatih untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pesan-pesan
provokatif yang tersaji melalui media-media,” tutupnya.*

RELATED ARTICLES

Most Popular