Sidang Sinodal KWI 2018. |
Sinodal KWI yang digelar secara istimewa karena sidang ini pertama kali dilaksanakan di luar Ruang Sidang KWI
sejak 31 Tahun lalu. Sidang Sinodal yang bertemakan “Hak Asasi Manusia” ini
berlangsung dari tangggal 5 hingga 13 November 2018 bertempat di Aula Yohanes
Paulus II, Pusat Pastoral Keuskupan Bandung Pusat.
diangkat pada sidang ini merupakan pertimbangan atas realitas kehidupan manusia
saat ini dimana banyak sekali pelanggaran HAM yang terjadi di lingkup negara,
masyarakat di dunia, maupun dalam lingkup internal Gereja sendiri. Tema ini
juga tidak luput dari cakupan Nota Pastoral KWI 2018.
Sinodal tahun ini dihadiri oleh 37 keuskupan seluruh Indonesia, beberapa uskup
emeritus, serta para sekretaris KLSD KWI, juga sejumlah tamu undangan yang
berasal dari KOPTARI dan UNIO Indonesia.
2018 ini menghasilkan tiga hal penting yakni, terpilihnya fungsionaris KWI Periode
2018-2019, Pesan Natal bersama PGI-KWI 2018, serta pesan Sidang KWI 2018.
KWI 2018-2021
sidang Sinodal 2018 ini terpilih para fungsionaris KWI yang bertugas
melaksanakan fungsi dan perannya untuk periode 2018-2021.
Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta
MSF, Uskup Agung Keuskupan Agung Samarinda
Syukur, Uskup Keuskupan Bogor
Keuskupan Denpasar
.Sekretaris Jenderal: Mgr. Antonius Subianto
Bunjamin OSC, Uskup Keuskupan Bandung
D. Situmorang OFMCap., Uskup Keuskupan
Padang
Adrianus Sunarko OFM, Uskup Keuskupan Pangkalpinang
Benedictus E. Rolly Untu MSC, Uskup Keuskupan Manado
Samuel Oton Sidin OFMCap., Uskup Keuskupan Sintang
Edmundus Woga CSsR, Uskup Keuskupan Weetebula
Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang
John Philips Saklil, Uskup Keuskupan Timika
Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Keuskupan Tanjung Karang
Karya Misioner: Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka MSF, Uskup Keuskupan Palangkaraya
Kateketik: Mgr. Paulus Yan Olla MSF, Uskup Keuskupan Tanjungselor
Vincentius Sensi Potokota, Uskup Agung Keuskupan Ende
Hilarion Datus Lega, Uskup Keukupan Manokwari-Sorong
Timang, Uskup Keuskupan Banjarmasin
Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Uskup Keuskupan Maumere
Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE): Mgr. John Philips Saklil, Uskup Keuskupan
Timika, Papua
Seminari: Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang
Kepemudaan: Mgr. Pius Riana Prabdi, Uskup Keuskupan Ketapang
Teologi: Mgr. Adrianus Sunarko OFM, Uskup Keukupan Pangkalpinang, Bangka
Belitung
Keluarga: Mgr. Christophorus Tri Harsono, Uskup Keuskupan Purwokerto, Jawa
Tengah
Keadilan dan Perdamaian dan Pastor Migran dan Perantau (KKP-PMP): Mgr. Dominikus
Saku,b Uskup Keuskupan Atambua, Timor Barat, NTT
San, Uskup Keuskupan Denpasar
Agung Pontianak), Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono (Keuskupan Surabaya)
Ketua Dana Solidaritas Antar Keuskupan
(DSAK): Mgr. Agustinus Agus, Keuskupan Agung Pontianak
1.
Delegatus
Kitab Suci: Mgr. John Liku ‘Ada, Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar
2.
Delegatus
Karya Kesehatan: Mgr. Benedictus E. Rolly Untu MSC, Uskup Keuskupan Manado
3. Ketua Badan
Kerjasama Bina Lanjut Imam Indonesia: Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung
Keuskupan Agung Palembang
4. Moderator
Sekretariat Gender dan PemberdayaanPerempuan (SSGPP): Mgr. Nicolaus Adiseputra
MSC, Uskup Agung Keuskupan Merauke
5.
Penghubung
KOPTARI: Mgr. Aloysius Murwito OFM, Uskup Keuskupan Agats
6. Episokpal
Advisor BPN Karismatik: Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O. Carm, Uskup Keuskupan Malang.
fungsionaris KWI Periode 2018-2019, Sidang Sinodal 2018 juga hasilkan Pesan
Natal KWI – PGI serta Pesan Sidang KWI 2018.
Pesan Natal menyoroti
tentang masalah HAM. Kasus-kasus HAM yang banyak sekali terjadi pada dunia dewasa
ini menjadi perhatian serius yang dibahas dalam sidang Sinodal KWI 2018. Dalam Pesan
Natal itu disebutkan bahwa; “Melanggar HAM adalah kecenderungan manusia yang
hidup menurut hikmat duniawi. Syukur Kepada Allah berkat Yesus Kristus, kita
dipanggil untuk hikmat ilahi. Yesus Kristus itulah hikmat Allah bagi kita. Kristus
itulah yang mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Allah serta mengajar kita hidup
mengasihi dan rela berkorban demi terciptanya kesejahteraan bersama. Yesus menunjukkan
hikmatnya melalui pewartaan Injil dan tindakan belas kasihan untuk menguduskan
dan menebus kita.” pesan ini merupakan sebagian butir yang terdapat dalam Pesan
Natal 2018.
ini, para Uskup mencermati berbagai penyebab yang melatari pelanggaran HAM
dewasa ini, salah satunya adalah fenomena korupsi yang terjadi di tanah air dan
tindakan koruptif sering berhubungan dengan pelanggaran HAM. Untuk itu, kita
membutuhkan pemimpin yang penuh hikmat seperti yang dihidupi oleh Yesus. Seruan
ini sejalan dengan sila ke-4 Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.”
Sidang “Panggilan Gereja Melindungi Hak Asasi Manusia”. Pesan tersebut menegaskan
kepada umat untuk turut serta menjadi
motor kemanusiaan, Gereja terpanggil untuk ikut melindungi Hak Asasi Manusia, seperti kasus
pelanggaran HAM berat di masa lalu dan belum tuntas, maraknya berbagai kekerasan
dan intoleransi serta belum terpenuhinya hak-hak masyarakat atas pendidikan,
kesehatan dan standar hidup yang layak.
bahwa “Gereja berkewajiban untuk menghargai hak asasi manusia dengan membangun
persaudaraan yang inklusif dan bijak di tengah masyarakat yang majemuk dengan
keyakinan bahwa semua orang meskipun berbeda suku, agama, ras yang berbeda
namun akan tetap memiliki martabat ysng sama.*