Rikard Djegadut bersama sebuah Komunitas Satra asal Flores di Jakarta – Foto: ist |
Acara peluncuran novel yang dihadiri oleh para mahasiswa, penikmat sastra dan praktisi sastra ini diisi dengan penjelasan dan bedah isi novel serta pembacaan beberapa syair puisi dari novel tersebut. Penulis tampil sebagai pembawa materi yang dipandu oleh Edo Gerhard selaku Ketua Tim Promosi Surat Untuk Adriane selama acara berlangsung.
“Novel ini merupakan sebuah presentasi tentang realitas dan esensi cinta, kesetian, penderitaan, kerinduan dan kepercayaan akan atau pada entitas diluar jangkauan panca inderawi manusia. Dan masih banyak lagi,” ungkap Rikard.
Menurutnya, karya ini merupakan hasil permenungan mendalam dari sekian banyak kisah dan pengalaman hidup yang dijalani dan dirasakan oleh orang-orang sekitar. Kisah dan pengalaman itu, lanjutnya, adalah buah dari cinta yang nyata dan hidup, di mana Sang Cinta mengambil bentuk dan wujud untuk menyatakan dirinya kepada terkasihnya yakni manusia.
“Mewujudkan cinta di setiap sisi dan segi kehidupan adalah perwujudan cinta suci Yang Kuasa terhadap manusia. Novel ini merupakan sebuah bukti bahwa ‘intercourse segitiga’ antara teologi, filsafat dan sastra adalah sebuan keniscayaan”, terangnya.
Lebih jauh Rikardo, demikian Ia akrab disapa, mengatakan bahwa buku ini merefleksikan kisah dan pengalaman manusia dari perspektif theologi dan filsafat yang dikemas dalam bungkusan sastra. Sementara itu, nama Andriane yang diangkat dalam kisah ini adalah karakter untuk mewakili setiap insan yang berbeda gender.
Kehadiran buku ini mendapat sambutan baik dari para sastrawan terdahulu. Di antaranya Dosen Fakultas Sastra Universitas Flores, Yohanes Sehandi dan Penyair Humanis yang menabiskan dirinya sebagai “petani humaniora”, Gerard N Bibang.
“Buku ini sangat bagus. Selain memperkaya karya sastra sastrawan NTT, ada sesuatu yang baru yang dipersembahkan dari buku ini untuk dunia kesustraan. Sebuah ungkapan iman yang sangat mendalam akan entitas tak terindrai,” ungkapnya melalui pesan singkat.
Hal yang senada juga disampaikan oleh pemerhati dan pegiat sastra humaniora Gerald N. Bibang. “ Buku ini adalah jalan kata, jalan sastra sebagai getaran jiwa selama perjalanan di dunia ” Ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Promosi Edo Gerhard mengatakan bahwa, peluncuran buku ini juga merupakan tahapan awal dari proses promosi.
“Buku ini akan mulai dipasarkan di awal tahun. Sejauh ini sudah ada tanggapan bagus dari para penikmat satra di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Malang, Jogjakarta, Bali, Surabaya dan flores sendiri. Kita juga akan melakukan promosi lewat media online. “ Ujarnya.* (Edo)