Opini, Verbivora.com – Perkembangan dan kemajuan suatu negara tidak terlepas dari mutu pendidikan, untuk dapat melahirkan dan mencerdaskan anak bangsa. Sehingga kualitas pendidikan harus menjadi perhatian yang sangat serius oleh negara, dengan ditunjang oleh berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Di berbagai Negara dengan fasilitas penunjang pendidikan yang sangat baik, menunjukkan adanya kemajuan dan perkembangan pada negara mereka.
Sementara itu, negara kita saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan dan hambatan, dalam mencerdaskan anak bangsa.
Meskipun pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, telah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, guna menerapkan strategi dalam memajukan mutu Pendidikan Nasional. Akan tetapi hasilnya belum maksimal sesuai dengan harapan dan target yang ditentukan.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
(1) Peserta didik: para peserta didik kebanyakan berpikir, bahwa mereka hanya sebatas menerima ilmu dan pembinaan dari guru, tetapi dalam mempraktikkannya sangat kurang. Kenyataan yang terjadi saat ini, banyak peserta didik tidak memiliki motivasi diri dan kemandirian, dalam belajar diluar lingkungan sekolah.
Dalam mengerjakan tugas sekolah selalu berharap kepada teman, tidak serius dalam belajar kelompok, kebanyakan waktu terbuang bermain dengan teman-teman. Ditambah lagi dengan kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini serta aktivitas individualis lainnya.
(2) Pendidik: para pendidik belum memiliki suatu paradigma sendiri untuk berinovasi dan berkreasi, dalam metode dan model pembelajaran. Sehingga hasil atau prestasi belajar tidak menunjukkan progres yang diharapkan.
(3) Fasilitas penunjang: fasilitas yang disalurkan ke sekolah-sekolah belum tepat sasaran, minimnya pengetahuan dalam mengoperasikan fasilitas penunjang, menyebakan proses dalam kegiatan belajar mengajar belum maksimal.
(4) Orang tua: kurangnya kesadaran orang tua untuk berpartisipasi, dalam memberihkan motivasi kepada anaknya untuk belajar mandiri, serta cara didikan orang tua yang dinilai belum maksimal.
(5) Lingkungan sosial : faktor lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan anak, karena mereka selalu mengikuti apa yang terjadi dilingkungan sosialnya. Hal ini disebkan karena peserta didik tidak melakukan filter dengan baik, dari apa yang mereka alami.
(6) Kurikulum Nasional: kurikulum yang dirancang oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, yang berlaku saat ini dinilai tidak relavan dengan kebutuhan zaman. kurikulum semestinya dirancang dan dilaksanan langsung oleh para guru disekolah sebab guru di masing-masing sekolah yang lebih mengetahui kebutuhan riil peserta didik, bukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dari keenam faktor yang telah disebutkan dan dijelaskan diatas, maka sudah seharusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi dan ditindaklanjuti dengan serius oleh pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional serta pihak-pihak terkait.
Sehingga, dengan demikian hasil atau prestasi belajar akan maksimal, sesuai dengan target yang ditentukan. Dengan harapan, mutu pendidikan di Indonesia dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Oleh karena itu, Reformasi pada Sistem Pendidikan Nasional perlu dilakukan sesegera mungkin.
Apabila tidak dilakukan, maka Indonesia akan tetap berada dibawa standar mutu pendidikan dunia.
*Lukas Rumlus: Koordinator Lembaga Agraria dan Kemaritiman PP PMKRI 2020-2022