Ratusan Warga Jakarta Gelar Aksi Seribu Lilin untuk Intan

AKSI SERIBU LILIN. Jakarta, verbivora.com – Ratusan warga kota Jakarta menggelar aksi menyalakan seribu lilin di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Senin (14/11/2016) malam. Aksi tersebut merupakan ungkapan simpatik dan belasungkawa atas kepergian Intan Marbun, bocah usia tiga tahun yang tewas pasca ledakan bom di Gereja Oikumene, Samarinda Minggu kemarin.
Ratusan Warga Jakarta Gelar Aksi Seribu Lilin Untuk Intan
Aksi Menyalakan seribu lilin di bundaran HI – Foto: Obeth Thundang

Pantauan verbivora.com, selain menyalakan lilin disepanjang bundaran, ratusan warga tersebut melantunkan doa bersama untuk keselamatan Intan. Ada yang membacakan puisi untuk mengenang gadis cilik itu.  “Ini salah kami orang-orang dewasa yang tega membunuh sesama yang berbeda”, katanya.

Perwakilan Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Henry Likra, menegaskan PGI mengecam keras seluruh tindak kekerasan di manapun. Dia meminta kepada masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi oleh kejadian itu. Ia menghendaki agar Indonesia menjadi teladan keberadaban.

“Lilin-lilin ini adalah tanda daripada saya meminjam suatu ungkapan yang populer, daripada kita mengutuki kegelapan, lebih baik kita menyalakan lilin. Dan lilin ini adalah tanda kehidupan. Dan kita mau Indonesia tetap menjadi bangsa yang besar, Indonesia menjadi bangsa yang beradab, dan karena itu pesan-pesan yang kira bawa disini adalah pesan perdamaian,” ujar Henry.

Sementara itu, Ovan Wangkut, salah seorang mahasiswa Katolik yang tergabung dalam aksi tersebut menyatakan turut berbelasungkawa dan merasa prihatin atas aksi biadab pelaku teror yang menewaskan korban yang tidak berdosa.

“Saya sangat merasa prihatin dengan kejadian yang mengorbankan anak-anak tidak berdosa. Harapan saya, semoga pihak kepolisian bisa mengusut tuntas aksi pemboman yang terjadi di Medan,”ungkap Wangkut.

Hal senanda disampaikan penggiat Lingkar Studi Indonesia (LSI), Marsianus Edon, yang juga turut mengambil bagian dalam aksi seribu lilin tersebut. Marsi mengutuk keras tindakan keji yang dilakukan pelaku bom gereja Oikumene di Samarinda. Ia juga mengkritisi kinerja kepolisian dalam menjaga kemanan warga khsusnya saat melaksanakan ibadah.

“Polisi semestinya selalu hadir dalam setiap kegiatan warga negara sehingga warga negara merasa nyaman dalam melaksanakan seluruh aktifitasnya, termasuk saat melakukan ibadah,” ungkap mahasiswa Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia tersebut.

Di lokasi acara tersebut, terlihat poster bertuliskan “Kita semua Bersaudara”. Ada juga yang menulis “Damai Itu Indah”, Kutuk Keras Terorisme dan “Tindak Tegas Pelaklu Teror”.  Mereka  juga menyalakan lilin merah dan putih sebagai simbol persatuan. Aksi spontanitas tersebut dihadiri oleh beberapa kelompok mahasiswa dan organisasi lintas agama yang ada di Jakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya, peledakan bom terjadi di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) pagi. Akibat ledakan tersebut, satu korban meninggal, dan tiga korban lainnya masih di rawat di rumah sakit setempat.* (AT)

Exit mobile version