PMKRI Gelar Diskusi Online Bahas Hoax Dalam Era Pandemi Covid-19

PMKRI Diskusi Online Hoax Dalam Era Pandemi Covid-19 

JAKARTA, VERBIVORA – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar diskusi online bertajuk Hoax Dalam Era Pandemi Covid-19 pada hari Rabu kemarin (13/5). Diskusi tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan menjelang Dies natalis PMKRI ke 73 tahun yang puncaknya pada tanggal 25 Mei 2020 mendatang.

Diskusi online yang diikuti ratusan peserta melalui aplikasi Zoom dan Live Streaming Youtube PP PMKRI itu mengundang dua narasumber yakni Deputy GM News and Current Affair Digital KompasTV, Alexander Wibisono dan Domu D. Ambarita, GM Content Tribun Network/Editor in Chief Warta Kota. 

Mengawali pemaparannya Alexander Wibisono menyampaikan bahwa Pandemi Covid-19 ini merupakan revolusi yang mengubah semua tatanan hidup baik tatanan ekonomi  dan tatanan sosial yang mana kemanusiaan kita ikut ditantang.

“Berbicara soal media hari ini sudah begitu banyak definisi media antara lain sosial media, media mainstream yang platformnya bisa cetak, televisi dan elektronik sehingga begitu banjir informasi hari ini, dibandingkan 10 atau 15 tahun yang lalu dimana media bisa mendrive apa yang menjadi diskusi publik tapi hari ini media mainstream hanya menjadi teman diskusi publik untuk memastikan benar tidaknya sebuah informasi”, jelas Alex.

Alex juga menjelaskan bahwa posisi media untuk menangkal hoax dalam pemberitaan Covid-19 hari ini yang pertama media harus menjadi watch dog (anjing penjaga/pengingat) bagi pemerintah dan publik sehingga posisinya harus di tengah. Kedua media harus mampu Clearing House dimana wartawan dalam bekerja wajib hukumnya tidak menulis berita berdasarkan asumsi tetapi harus melakukan disiplin verifikasi. Ketiga Eureka yaitu media berperan untuk mencerahkan dan mengedukasi agar publik tidak mudah percaya hoax.

Selanjutnya Domu D. Ambarita menambahkan mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia menurut data www.emarketer.com saat ini berjumlah 129 juta atau sekitar 49% jumlah penduduk indonesia, bahkan data lain menyebutkan sudah hampir 170 juta pengguna jika dilihat dari akun email.

“Semakin banyak pengakses media sosial semakin berpeluang bagi penyebaran Hoax”, ungkap Domu.

Domu juga menyampaikan bahwa pengakses media sosial terbaru saat ini adalah video digital sehingga jika 2 atau 3 tahun lalu kita mendengar no foto is hoax maka hari ini no link video is hoax

“Di tengah Covid-19 yang mengharuskan setiap aktivitas dilakukan dari rumah (work from home) pengakses media sosial mengalami lonjakan cukup masif sehingga disaat bersama berita mengenai pandemi covid-19 beredar lebih banyak di media sosial yang mana penyebaran hoax juga meningkat”, jelas Domu.

Lanjut Domu seperti yang disampaikan Menkominfo, ada 686 hoax soal Corona yang beredar di whatsapp sehingga Ia menyarankan untuk menghindari konsumsi hoax harus menggunakan Pola verifikasi 5W+1H (what,who,where,when,why+how) atau minimal 3W (who,when,where) untuk menyaring berita sebelum dibagikan.

Diskusi ini dimoderatori oleh Ketua Lembaga Media dan Pers PP PMKRI Paulina Citra Dewi dan sebagai Opening Speech adalah Sekjend PP PMKRI Tri Natalia Urada. Diskusi ditutup dengan pembagian door prize kepada beberapa penanya terbaik yang dipilih oleh narasumber. (J/A dan PC/D)

RELATED ARTICLES

Most Popular