PMKRI Gandeng Bimas Katolik Gelar Diskusi Kaderisasi Mahasiswa Katolik dalam Bingkai Kebhinekaan

Jakarta, Verbivora.com – Komisaris Daerah Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (Komda PMKRI) Regio DKI Jakarta menggelar Diskusi Kader Mahasiswa Katolik di Hotel 88, Grogol, Jakarta Barat pada tanggal 9 hingga 10 September 2023

Kegiatan diskusi mahasiswa katolik tersebut mengusung tema “Kaderisasi Mahasiswa Katolik menjadi Garam di Tengah Kebhinekaan Indonesia,” di hadiri oleh delegasi PMKRI Cabang Jakarta Pusat, PMKRI Cabang Jakarta Barat, PMKRI Cabang Jakarta Timur, PMKRI Cabang Jakarta Selatan, PMKRI Cabang Jakarta Utara dan Anton Sinaga selaku Pembimas Katolik DKI Jakarta

Hadir juga sebagai pemateri dari Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Samuel Pangestu, Pr., Wakil Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Deni Iskandar., Koordinator Nahdliyin Muda Connection,Okky Tirto dan Pemerhati Masalah Sosial, R. Wahyu Handoko.

Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Samuel Pangestu, Pr, menilai menjadi kader PMKRI dalam perutusan menjadi garam itu bukan sesuatu yang mudah, dan itu butuh proses yang harus dilalui seperti dalam konteks membangun dialog kebhinekaan

Baca:PMKRI Kritisi Pimpinan Komisi VIII DPR yang Minta Film His Only Son Dilarang

Tokoh agama yang biasa disapa Romo Samuel mengatakan Indonesia adalah negara yang sangat beragam, dengan kompleksitas yang cukup tinggi

“Keberagaman kita bangsa Indonesia ini, bagaikan belati bermata dua. Di satu sisi menjadi kekayaan, kekhasan, dan tentunya kebanggaan kita semua. Namun, di satu sisi juga terkadang dapat menjadi hal yang sangat sensitif,”kata Romo Samuel

PMKRI Menjadi Garam dan Terang di Tengah Masyarakat
Verbivora.com/sesi diskusi bersama pemateri/ist

PMKRI Menjadi Garam dan Terang di Tengah Masyarakat

Menurutnya, isu identitas dari keberagaman ini juga menjadi sangat emosional, yang rentan dipelintir untuk kepentingan tertentu dan di tahapan yang lebih lanjut adalah konflik horizontal

“Sebagai organisasi dalam gerakan, PMKRI dapat menjadi garam yang memberikan cita rasa yang pas kehidupan berbangsa dan bernegara. Lalu, kita juga akan bersama-sama melihat bagaimana Gereja, dalam hal ini terutama kaum klerus dan biarawan untuk mempersiapkan kader  katolik dalam konteks ini, khususnya kelompok pemuda, mahasiswa Katolik, seperti PMKRI,”harap Romo Samuel Pangestu

Baca:Hadiri Forum Asian Youth Academy, PMKRI Ajak Pemuda Asia Jaga Lingkungan

Di sisi lain, Komisaris Daerah Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (Komda PMKRI) Regio DKI Jakarta, Evensianus Dahe Jawang mengatakan persoalan kita hari ini terkait kebhinekaan adalah intoleransi dan radikalisme

“Kita musti ada kesadaran bersama dalam merawat keberagaman dengan berkolaborasi di semua elemen masyarakat untuk pendidikan atau sosialisasi  dan dalam aksi nyata seperti ada ruang-ruang dialog antar umat beragama,”pungkas Evensianus Jawang dalam rilis kepada tim media

Deni Iskandar menambahkan, organisasi cipayung harus menjadi garda terdepan di tengah kebhinekaan Indonesia

“OKP Cipayung perlu menjadi pioneer. Ada banyak aksi nyata yang harus dilakukan. Salah satunya melalui dialog sebab setinggi-tingginya ilmu, tanpa amal, adalah mati,”kata Deni Iskandar

Okky Tirto selaku Koordinator Nahdliyin Muda Connection mengatakan sebagai mahasiswa katolik harus sabar dalam mewujudkan garam dan terang bagi sesama dan lingkungan

“Jalan menjadi garam dan terang adalah jalan mendaki beronak duri. Sebab kerap kali, minoritas dilihat seperti gula dalam secangkir kopi. Kurang dan lebih gula disalahkan, ketika takaran pas kopi dapat pujian. Proficiat mahasiswa katolik Indonesia,”kata Okky Tirto

Selain itu, R. Wahyu Handoko juga sebagai anggota penyatu PMKRI menyampaikan sebagai kader merawat dan mengembangkan spiritual Yesus sebagai teladan gerakan untuk berkontribusi nyata kepada kebijakan yang dihasilkan

“Kita orang  beragama harus jadi garam yang bermutu untuk berjuang dan terlibat terhadap kaum tertindas dengan program kerja nyata yang berdampak di tengah masyarakat,”jelas Wahyu Handoko

Exit mobile version