PMKRI Denpasar Gelar Diskusi Publik: Money Politic Mengganggu Stabilitas Pemilu

Denpasar, Verbivora.com-Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Denpasar Sanctus Paulus menggelar diskusi publik dengan mengusung tema “Ongkos Politik : Tantangan bagi Stabilitas Ekonomi dan Demokrasi”.

Diskusi ini dilaksanakan di Margasiswa PMKRI Cabang Denpasar Sanctus Paulus Jl. Thamrin 1/8 yang dihadiri oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan juga anggota biasa PMKRI Cabang Denpasar, Minggu (07/5/2023)

Diskusi ini dipantik oleh moderator saudari Yunda Papu yang merupakan Biro Media dan Propaganda PMKRI Cabang Denpasar, selain itu narasumber dalam diskusi ini yaitu Bpk. Carolus Nino selaku Dosen Ekonomi Politik Unisadhuguna Business School.

Ongkos Politik bukan menjadi rahasia umum dan menjadi hal yang penting untuk disoroti karena menjadi modal untuk memasuki tahun politik khususnya menjelang Pemilu. Dari sekian modal politik, uanglah salah satu yang paling berpengaruh, bagaimana calon politisi mengusahakan adanya modal tersebut dengan caranya masing-masing.

Menanggapi hal ini, Bpk. Nino mengatakan bahwa betul adanya, modal politik itu salah satunya uang, namun lebih penting dari pada itu adalah ide atau gagasan untuk program kerja, Networking, dan lainnya.

“Uang bukan menjadi satu-satunya penentu orang itu masuk dalam sebuah jabatan politik, masih ada modal penting lainnya seperti ide, bahwa program apa yang mau dibuat nanti juga menjadi penentu,”ujar Nino.

Baca JugaAdakan POF dan Raker, Ketua PMKRI Gowa: Langkah Awal 1 Periode Kepengurusan.

Jika lebih mengedepankan modal uang dalam berpolitik maka bisa dimungkinkan adanya tujuan yang juga hanya berfokus pada uang maupun penyelewengan jabatan. Jika hal ini terjadi maka dampaknya pasti akan berpengaruh kepada instansi yang dijabatinya melalui jual beli jabatan dan tentunya kepada masyarakat pada sektor ekonomi, pembangunan dan lainnya. Dengan begitu bisa dipastikan pejabat politik ini tidak berkompetensi melainkan sangat pragmatis.

Bpk. Carolus Nino menegaskan bahwa itu kembali lagi pada pribadi masing-masing, bagaimana memaknai berpolitik juga menyadari akan tugas dan apa yang ingin diwujudkan selama masa jabatannya juga menjadi hal penting bagi masyarakat untuk mampu menilai, karena bagaimanapun kuncinya yang memberikan jabatan itu adalah masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat juga harus sadar dengan melihat aspek penting dari calon untuk menjatuhkan pilihan.

“Dengan kemajuan teknologi saat ini sangat efektif untuk dimanfaatkan semua orang sebagai wadah kritik terhadap kinerja pemerintah, maupun calon politisi. Sebagai kader PMKRI, kalian juga harus bisa memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan gagasan, ataupun kritikan,” tambahnya.

Diskusi inipun ditutup dengan closing statement dari ketua Presidium saudara Alexandro Rolandi yang mengatakan bahwa pentingnya budaya diskursus seperti ini terus hidup untuk semakin aktif dalam melihat isu-isu publik dan tentunya menghidupkan nalar kader PMKRI.

Reporter : Yunda Papu

Exit mobile version