Pimpinan Pusat PMKRI dan PMII Temui Majelis Adat Dayak Pimpinan Pusat PMKRI dan PMII menemui Pimpinan Majelis Adat Dayak Nasional – Foto: Doc. PMKRI |
Pertemuan tersebut diadakan untuk mendiskusikan komitmen kebangsaan yang telah menjadi konsensus para pendiri bangsa. Ketua Umum PP PMKRI Angelo Wake Kako dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa negara kesatuan republik Indonesia beserta dasar negaranya Pancasila sudah final. Angelo mengajak agar tidak terprovokasi dengan situasi yang terjadi di Jakarta.
“Kehadiran kita, dalam rangka mengajak semua elemen bangsa, khususnya yang ada di daerah-daerah untuk bersatu memupuk kembali semangat kebangsaan kita yang kian hari kian terkoyak,” unkap Angelo.
Kepada seluruh Mahasiswa Katolik di Indonesia, magister pascasarjana Universitas Indonesia ini meminta untuk terus membangun kerjasama dengan semua pihak agar tetap mempertahankan konsensus kebangsaan dan Pancasila sebagai landasan kehidupan kebangsaan Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum PMII, Aminuddin Ma’ruf memberikan apresiasi atas kesediaan Majelis Adat Dayak yang menerima dan berdialog terkait kondisi kebangsaan Indonesia saat ini. Aminuddin mengatakan agar segenap anak bangsa tetap menjaga komitmen kebangsaannya untuk tetap menjaga keutuhan bangsa dan negara.
“Kami ingin memastikan bahwa kondisi di daerah-daerah pada umumnya kondusif, dan kami apresiasi, situasi masih terjaga. Komitmen kebangsaan yang sudah menjadi kesepakatan para pendahulu kita harus terus dijaga, agar keutuhan NKRI tetap terjaga,” ungkap Aminuddin.
PMII juga memastikan para kadernya untuk terus membangun komunikasi dengan semua pihak dalam rangka menjaga kebhinekaan Indonesia. “Kami memastikan bahwa para kader PMII akan berkomitmen menejaga keutuhan NKRI yang tercinta,” tegas Aminuddin.
Sekjend Majelis Adat Dayak Nasional, Yakobus Kumis juga menegaskan kembali soal keutuhan negara Indonesia yang harus selalu dijaga dan dirawat. “Tidak layak kelompok yang anti Pancasila berada di bumi Indonesia. Jangan menodai kerukunan di Indonesia dengan kepentingan sekelompok orang” kata Yakobus.* (AT)