Perkuat Nilai Kebinekaan, PMKRI Makassar Gelar Dialog Kebangsaan

Makassar, Verbivora.com – Perhimpuanan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Makassar Sanctus Albertus Magnus Periode 2020/2021 melaksanakan dialog kebangsaan dalam rangka penguatan nilai Kebinekaan, Senin (8/3/2021).

Nilai kebinekaan kian digerogoti ideologi, kepentingan tertentu ataupun gerakan-gerakan yang berpotensi memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dialog bertajuk “Merawat Kebinekaan untuk Menjaga Keutuhan NKRI”, diikuti sejumlah mahasiswa di lingkup kota maupun di luar kota Makassar.

Pembicara dalam dialog tersebut, Wakil ketua komisi B DPRD Kota Makassar Andi Hadi I. Baso, Kapolsek Ujung Pandang Kompol Bagas S. Aji dan Presidium Gerakan Kemasyarakatan Pengurus Pusat PMKRI  Alboin Samosir.

Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Cabang Makassar  Teobaldus Hemmam, sebagai opening speech menyebut, pada dasarnya kemajuan dalam suatu negara dapat disalurkan dari segi dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Secara substansi di Indonesia, negara akan maju apa bila nilai kebinekaan di NKRI dapat dipahami secara utuh. Begitu juga jika melihat persoalan intolerasi yang terjadi saat ini, harus disikapi dengan bijak sesuai dengan nilai yang kita anut di Indonesia,” tegasnya.

Andi Hadi I. Baso juga menyampaikan, dalam menjaga keutuhan NKRI tidak akan bisa hanya di topang oleh satu kelompok tertentu saja.

“Karena cenderung akan melahirkan gerakan-gerakan separatis, teroris yang mengatasnamakan agama. Namun pada dasarnya tidak ada agama manapun yang menghendaki gerakan yang sangat tidak manusiawi tersebut,” pungkasnya.

Wakil ketua komis B DPRD kota Makassar menambahkan, perlu integritas, bergandengan tangan dan memahami betul letak keadilan bukan hanya keadilan bagi kelompok tertentu. 

“Dalam membangun dan membesarkan negara ini tidak boleh membawa atau mengatas namakan agama tertentu, tetapi harus dibangun diatas kerja sama,” tambahnya.

Selain itu, menurut Albionn Samosir, Kebinekaan saat ini sangat jauh dari kesatuan, karena kepentingan politik dan juga munculnya ideologi-ideologi lain yang ingin mengganti dasar negara.

“Sehingga kebinekaan harus mampu diterjemahkan kedalam pemahaman yang mendalam, bukan hanya sebatas seremonial. Nasionalisme jangan hanya cinta tanah, air, bentuk tetapi cinta terhadap kemanusiaan sesuai yang termaktub pada poin ketiga Pancasila.,” terangnya.

Alboin melanjutkan, sangat penting untuk menyuarakan untuk terus menjaga kebinekaan serta menindak tegas oknum, kelompok tertentu yang ingin merubah ideologi.

“Jika terdapat oknum yang ingin mengganti ideologi, patut ditindak tegas oleh seluruh lembaga untuk menjaga ketentraman, kedamaian dan yang terakhir, menjunjung tinggi nila toleransi. ” Pungkas Alboin Samosir. *(AR)


Exit mobile version