Paus Fransiskus Geram Akibat Aksi Pembakaran Al-Qur’an di Swedia

Vatikan,Verbivora.com – Paus Fransiskus menyesali aksi pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan di Swedia, oleh pria bernama Salwan Momika,pengungsi irak yang bermigrasi ka Swedia sekitar lima tahun yang lalu.

Ungkapan penyesalan Paus Fransiskus terkait insiden itu diungkapkan melakukan wawancara bersama koran Al-Ittihad dari Uni Emirat Arab.Ia menilai kebebasan berekspresi tak bisa menjadi alasan pembenaran ulah perusakan kitab suci umat Muslim tersebu

“Saya merasa geram dan muak atas aksi-aksi tersebut,”ujar Paus Fransiskus seperti dikutip situs Vatican News, Selasa (4/7/2023).

“Segala buku yang dianggap sakral oleh penulis-penulisnya harus dihormati untuk menghormati pemeluknya, dan kebebasan berekspresi jangan pernah dijadikan sebagai alasan untuk membenci pihak lain, dan pembiaran hal tersebut harus ditolak dan dikecam,”lanjut Paus Fransiskus.

Untuk diketahui, Al-Ittihad adalah surat kabar berbahasa Arab yang diterbitkan setiap hari di Uni Emirat Arab. Itu adalah bagian dari grup Media Abu Dhabi, sebuah organisasi pemerintah.

Paus, mengenang kunjungannya ke Abu Dhabi pada 2019, menyatakan penghargaan atas Komitmen UEA dan Sheikh Mohamed bin Zayed atas jalan yang diambil untuk menyebarkan persaudaraan, perdamaian, dan toleransi,dan menyerukan agar kaum muda tidak ditinggalkan oleh orang dewasa di dunia. cengkeraman fatamorgana dan benturan peradaban.

Baca:Partisipasi Perempuan Dalam Membangun Kesetaraan dan Keadilan

Paus Fransiskus: Anak Muda Harus Dilindungi

Ia juga membahas tentang cara untuk melindungi anak-anak muda dari pesan-pesan negatif, kebencian, materialisme, prasangka hingga berita palsu. Namun, Ia meminta agar jangan memperlakukan mereka seperti anak-anak.

Paus Fransiskus berkata para anak muda justru harus diberikan alat-alat untuk melawan pesan negatif seperti kebebasan,kebijaksanaan dan tanggung jawab.

“Kebebasan merupakan sesuatu yang membuat seseorang berbeda. Tuhan menciptakan kita untuk bebas bahkan untuk menolak-Nya, kebebasan berpikir dan berekspresi adalah hal esensial untuk membantu mereka untuk tumbuh dan belajar,”harapnya

“Kita tidak boleh jatuh ke pengalaman yang memperlakukan anak-anak muda bagaikan anak kecil yang tidak mampu memilih dan membuat keputusan,”tambah Paus Fransiskus.

Lebih lanjut, Paus Fransiskus kembali menegaskan pesan persaudaraan yang merupakan penawar untuk mengobati dunia.

“Kerja sama antara-agama di masa depan adalah yang berdasarkan prinsip resiprositas, respek untuk pihak lain dan kebenaran,”tegasnya.

Aksi Salwan Momika mendapat kecaman dari banyak negara salah satunya oleh pemerintah Swedia karena dianggap Islamofobia.

Exit mobile version