Muhaimin Power! Mahfud MD Riwayatmu Dulu, Jokowi Di Tengah Pusaran Para Pahlawan Kesiangan

Pada tanggal 20
Mei 2014 Prof Dr. Mahfud MD ditunjuk Pak Prabowo Subianto menjadi Ketua Tim
Sukses dalam Pencalonan Presiden. 

Di saat ini,
semua orang terperangah kekuatan Prabowo begitu menjulang dan kekuatan Jokowi
tergoncang. Komnas HAM pun nyaris tidak ada yang berani bersuara karena memang
Mahfud MD disegani saat itu.

Dalam suasana
politik Pilpres tidak berimbang karena Prabowo didukung oleh koalisi
partai-partai gemuk di bawah Komando Prof Dr. Mahfud MD. Di saat suasana tegang
tanpa tedeng aling-aling saya sebagai Ketua Tim Nasional Pemantau Pemilu 2014
di Komnas HAM menyatakan secara lantang ke publik dan dimuat hampir semua media
mainstream bahwa “mulai hari ini Mahfud MD di Pecat di Komnas  HAM kalau tidak kami persilakan mengundurkan
diri”. 

Saya dianggap
membangun framing politik dengan mendowngraded nama besar Ketua Tim Sukses.
Saya diancam dan diteror berbagai penjuru termasuk di Komnas HAM sendiri karena
terlalu berani menyatakan memecat Ketua Tim sukses Presiden dan Mahfud yang
menang disegani saat itu, namun tetap saja namanya juga resiko tugas saya
abaikan semua teror. 

Tahun 1999
Mahfud MD adalah anak emas Presiden Gusdur diangkat sebagai Menteri Pertahanan,
disaat yang sama Saya yang baru lulus kuliah di Yogya diangkat oleh Gusdur
melalui Ir. Alhilal Hamdi sebagai Staf Khusus Menteri Transmigrasi. Karena
Gusdur dan NU ada maka Mahfud MD dan Natalius Pigai juga ada meskipun beliau
kelas berat dan saya kelas bantam di Republik tercinta ini. 

Saya tidak kaget
ketika Sidang Pleno PBNU minggu lalu terkait usulan calon Wakil Presiden
ternyata nama Mahfud MD tidak masuk atau tidak diusulkan. NU memiliki jutaan
kader terbaik yang bisa berbakti dan mengisi jabatan politik dan pemerintah
melalui proses perjuangan yang panjang. Mereka diterpa berbagai tekanan dan
suara NU dijadikan sapi perah partai penguasa orde baru, ulama dan tokoh-tokoh
NU terpinggirkan dari kekuasaan orde baru.

Orde Reformasi
bergulir mengantar generasi muda NU berkibar dimana-mana ibarat meteor dan
jugernaut yang melintasi jalan bebas hambatan. Apalagi Arus utama Politik NU
adalah PKB dibawah komando Muhaimin Iskandar menjadi orang NU dan PKB partai
yang disegani dan penentu kepemiminan Nasional saat ini.

Pertanyaannya
kenapa Mahfud MD tidak diperhitungkan sebagai figur inti NU? Saya percaya bahwa
Mahfud
MD orang Madura
berdarah NU, tapi darah NU tidak cukup, NU membutuhkan kontribusi riil baik tenaga, pikirkan
dan keterlibatannya dalam membesarkan NU atau Organ-orang sayap NU dan itu
sepertinya tidak dipunyai oleh Mahfud MD. 

Ibarat kacang
lupa kulit, tanpa Gusdur Mahfud hanyalah seorang Dosen UII yogya, tanpa Gusdur
Mahfud hanyalah seorang pengamat hukum tata tenaga ditingkat lokal di Yogya.
Seperti saya tanpa Gusdur saya juga mungkin pejabat atau politisi di Papua,
belum tentu berada dipusaran perpolitikan nasional. Tanpa Gusdur tidak mungkin
Natalius Pigai dikenal publik. 

Meskipun tidak
banyak berbuat namun konsistensi, penghargaan, penghormatan tanda ucapan terima
kasih adalah nilai terpenting. Sejak tahun 2004 saya dicalonkan sebagai anggota
Legislatif dari PKB tetapi mundur karena PNS dilarang berpolitik, namum nama
saya sudah
menjadi jaminan bagi PKB dan Gusdur untuk diterima seantero Papua. 

Kami orang
Papua menghargai PKB dengan memberi 1 kursi DPR RI selama 3 periode hingga saat
ini. 5 Kabupaten asal
keluarga saya basis utama PKB, 4 Bupati diantaranya PKB. Bulan lalu, adik saya
(Meki) di dukung PKB menang telak 72% lawan incumbent Pilkada di kampung
kelahiran kami di Paniai.

Inilah wujud
ketulusan hati dan konsistensi dan integritas sederet nilai-nilai yang patut
dipertahankan jika negara ini mau maju
. Bukan rahasia
lagi bahwa Mahfud adalah calon paling kuat sebagai wakil presiden, Jokowi, Ibu
Mega menyenangi sosok Mahfud namun apa mau dikata NU tidak merekomendasikan
nama Mahfud artinya peluang untuk menjadi orang nomor 2 di Republik ini tentu
sulit terwujud. 

Jokowi tidak akan berani mengambil Mahfud karena sama saja
melecehkan organisasi NU yang pemilih terbesar di Republik ini. Hari ini tidak
ada pilihan lain selain Muhaimin Iskandar. Ma`ruf Amin, Said Agil dan Romahursy
pasti ditentang kelompok oposisi yang merupakan basis utama kalangan Islam.
Hari ini hanya Muhaimin yang relatif aman dan diterima semua pihak.

 

Apa yang
dipertontonkan Mahfud MD tentu diapresiasi. Ketua Tim Sukses Prabowo kemudian
membelot menjadi pendukung paling vokal dan getol sebagai pahlawan bagi Jokowi.
Apalagi setelah mendapat jabatan sebagai Penasehat BPID di Istana Negara.
Respek rakyat terhadap Mahfud mulai hilang saat dimana beliau begitu ngotot
membela keputusan yang salah dari Jokowi terkait Gaji Penasehat BPID sampai 112
juta. 

Hampir semua
birokrat di negeri ini tertawa dan menyindir istana mana ada pejabat negara
gaji sampai 112 juta dan angka tersebut tertulis dalam sebuah SK melampaui
Standar Biaya Umum (SBU), bahkan Mahfud mengatakan itu paling kecil dari
lembaga lain, seakan beliau tidak mampu bedakan mana honor dan mana take home
pay. Kalau take home pay bisa saja ratusan juta tetapi SK jabatan hanya
melampirkan honorarium sesuai SBU berdasarkan keputusan Menteri Keuangan.

Ini menjadi
pelajaran berharga bagi para “pahlawan-pahlawan kesiangan” yang merasa diri
berinvestasi politik untuk Jokowi yang saat ini mengaduh nasib, mencari rezeki
di lingkungan istana negara. Dan selamat manfaatkan kelemahan Jokowi dan PDIP
yang memang suka melupakan dan membuang “pahlawan-pahlawan sesungguhnya”.

*Oleh, Natalius Pigai,
Kritikus dan Alumni PMKRI, Kelompok Cipayung

RELATED ARTICLES

Most Popular