Jakarta, Verbivora.com – Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI) menggelar kegiatan Energi Conference 2024 dengan tema “Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2050” yang bertempat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa pembicara dari bidang energi, di antaranya Mentri ESDM diwakili Kepala Balai besar survei dan pengujian direktorat jenderal energi baru dan terbarukan bapak Haris S.T. M.T., Yusra Khan selaku Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional Republik Indonesia, Irto Ginting selaku Corporate Secretary PT. Pertamina Patra Niaga, Indah Permata Sari selaku Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, dan Ferdy Hasiman Peneliti dari Alpha Research Database.
Dalam sambutannya, Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Tri Natalia Urada, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya PMKRI untuk mendukung agenda transisi energi di Indonesia dengan solusi yang terbaik dan berkeadilan.
“Seminar ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung upaya transisi energi di Indonesia. Melalui diskusi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, kami berharap dapat menemukan solusi terbaik untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2050.”
Baca juga: PMKRI Gelar Konferensi Energi Nasional, Dorong Pemerintah Fokus Pada Penggunaan EBT
Ketua Lembaga Energi dan Sumber Daya Alam Pengurus Pusat PMKRI, Kilianus Paliling, dalam laporannya mengatakan bahwa Energi Conference 2024 merupakan agenda rutin tahunan PMKRI sejak 2023.
“Sebelumnya pada tahun 2023 kami melaksanakan kegiatan yang sama di kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya transisi energi dan dampaknya terhadap lingkungan serta perekonomian,” ujarnya.
Kepala Balai besar survei dan pengujian direktorat jenderal energi baru dan terbarukan menyatakan bahwa Indonesia telah menyampaikan Enhanced Nationally Determined Contribution (e-NDC) dan membuat Peta Jalan Net Zero Emission (NZE) sektor energi. Dalam dokumen e-NDC, tambah Arifin, Indonesia akan semakin mengurangi emisi, dari target sebelumnya 29 persen menjadi 32% pada 2030.
“Kementerian ESDM telah menyampaikan dokumen e-NDC yang akan semakin mengurangi emisi dari 29% ke 32% pada 2030. Kami juga telah membangun peta jalan NZE pada sektor energi yang akan dicapai pada 2060 atau lebih cepat melalui transisi energi bersih,” ujar Haris.
Energi Yang Berkelanjutan
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menegaskan Pertamina Patra Niaga telah melakukan inovasi pengembangan produk untuk menjaga ketahanan energi yang berkelanjutan.
“Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk berinovasi dalam menjaga ketahanan energi Nasional dan mendukung transisi energi. Kami sedang fokus juga pada pengembangan produk dan layanan yang ramah lingkungan untuk mewujudkan Net Zero Emission,” ungkapnya.
Anggota Dewan Energi Nasional menyampaikan, bahwa kebijakan energi nasional telah merancang peta jalan dan target untuk mencapai bauran energi nasional.
“Peran kebijakan dan regulasi sangat penting dalam mendorong percepatan transisi energi. Kami terus berupaya untuk menciptakan regulasi yang mendukung pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi di Indonesia,” ungkapnya.
Pengamat energi, Ferdi Hasiman, menyoroti beberapa tantangan yang di hadapi dalam melakukan transisi energi di Indonesia.
“Transisi energi menemui beberapa tantangan, diantaranya adalah biaya investasi yang besar, terjadi penolakan terhadap pembangunan infrastruktur energi terbarukan di beberapa tempat dan belum adanya kepastian hukum untuk mendukung transisi menuju energi terbarukan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Kegiatan ini di ikuti oleh Anggota PMKRI SE DKI Jakarta, Mahasiswa dari berbagai kampus di jakarta serta di hadiri oleh Masyarakat Umum.