Profil, Vervivora.com – Karlianus Poasa lahir di Ampera, Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), 3 Oktober 1990. Ayahnya bernama Lahaji Yustus, ibu Wapunto Susana dan semasa kecil ia kerap disapa Adha.
Orangtuanya bekerja sebagai petani di Desa Dahiyango, Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah, Sultra. Ia merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara, dengan empat orang kakak perempuan dan empat orang kakak laki-laki.
Sebagai yang bungsu dengan latar belakang keluarga petani, tidak membuat Karli menjadi sosok yang dimanja, sebagaimana anak bungu pada umumnya. Ia tumbuh menjadi anak yang bandel, keras kepala sekaligus pekerja keras.
Adha memulai pendidikan dasar di SD 14 Tongkuno tahun 1998, ia sempat tinggal kelas pada kelas satu dan dua, karena perilakunya nakal dan jarang masuk sekolah, lalu tamat pada tahun 2006.
Kemudian, melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Katolik Raha dan tinggal didalam asrama sekolah. Karena kenakalannya pula, Adha harus dipindahkan ke SMP 2 Tongkuno. Selanjutnya ia memilih mengikuti Pendidikan Kesetaraan Paket B (2009). Ia juga menuntaskan pendidikan menengah atas di SMK 1 Tongkuno (2011).
Pengalaman hidup yang keras turut membentuk pribadi Adha menjadi tangguh. Setelah tamat SMK, ia memutuskan untuk merantau ke Batam dan Tanjung Pinang, bekerja sebagai mekanik bengkel, membantu mekanik kapal hingga terakhir ia bekerja di salah satu pabrik roti.
Setelah setahun bekerja di perantauan, Karli memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. selama di kampung, ia sempat terlibat kasus hukum dengan seseorang (nama tidak dapat disebut). Karli merasa tidak mendapat keadilan, tragedi itu menjadi motivasi baginya untuk belajar ilmu hukum.
Karli kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) pada tahun 2012, ia memilih Fakultas Hukum, konsentrasi Hukum Pidana.
Ketika duduk di bangku kuliah, Karli bergabung dengan Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Unsultra, kepribadiannya yang tangguh dan bertanggung jawab membuatnya dipercayakan sebagai Sekretartis Umum MAPALA (2015).
Ia juga menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dan dipercayakan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum (2015).
Rasa ketertarikan yang besar terhadap organisasi membuatnya mencari tahu tentang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Ia lalu bertemu dengan seniornya yang bernama Efer.
Karli pun bergabung di PMKRI Cabang Kendari. Niat besar untuk aktif di PMKRI membuatnya dipercayakan sebagai Sekretaris Jenderal PMKRI Cabang Kendari selama dua periode (2015-2018). Selama menjabat, Karli kerap diutus sebagai delegasi dalam kegiatan nasional PMKRI.
Keseriusannya dalam setiap aktifitas organasasi berbuah manis, Karli kemudian dipilih menjadi Ketua Presidium PMKRI Cabang Kendari selama dua periode (2018-2020). Di bawah kepemimpinan Karli, kaderisasi PMKRI Cabang Kendari berjalan sangat baik.
Sajak saat itu, PMKRI dikenal luas dikalangan Cipayung Plus Sultra, ia juga dipercayakan sebagai Koordinator Cipayung Plus Sultra.
Melihat semangat Karli dalam memimpin PMKRI Cabang Kendari, membua Ketua Presidium Pengurus Pusat (PP) PMKRI Benidiktus Papa, mempercayakan ia sebagai Koordinator Lembaga Advoksasi dan HAM PP PMKRI Periode 2020-2021.
Di tengah menjalankan tugasnya, ia cenderung lebih focus menyikapi isu-isu pengelolaan sumber daya alam, dengan menjadi Koordiantor dalam mengajukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi mengenai UU No 3 Tahun 2020 tentang Minerba.
Sebagai ketua PP PMKRI, Benidiktus Papa selalu memperhatikan talenta setiap pengurusnya, Karli kemudian dipercayakan menjadi Koordinator Lembaga Kajian Energi dan Sumber Daya Alam PP PMKRI Periode 2020-2022. *(AR)