Memperingati Hari Kartini, PMKRI Maumere Gelar Diskusi Kartini Milenial

Maumere, Verbivora.com – Dalam rangka memperingati hari Kartini, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Maumere St. Thomas Morus menggelar diskusi dengan tema: Menjadi Kartini Milenial. 

Penggagas diskusi tersebut oleh biro diskusi Kornel Wuli, di Marga Juang PMKRI Maumere Rabu (21/4/2021).

Kegiatan itu juga memiliki beberapa tujuan urgen,  pertama, sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan kesadaran mahasiswa dan kader PMKRI dalam merawat daya kritis agar secara aktif dan responsif menjawab setiap situasi serta persoalan. 

Kedua, kegiatan tersebut merupakan salah satu bagian dari pendidikan non formal yang menjadi tugas dan tanggung jawab presidium pendidikan dan kaderisasi.

Turut hadir dalam kegiatan, puluhan anggota muda PMKRI Maumere angkatan ke-22 yang telah menyelesaikan proses Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB), serta beberapa Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PMKRI Maumere.

Presidium Riset dan Teknologi Matheus Tri Hendratmo Beke, menandaskan bahwa salah satu hal positif yang patut menjadi contoh oleh segenap generasi muda perempuan dari sosok Kartini adalah budaya literasi. 

“Perempuan harus terus berinovasi, cerdas, punya kapasitas, berani menyampaikan gagasan, budayakan baca sebagai opsi solutif menumbuhkan daya kritis, serta punya keberanian melawan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan,” tegas Matheus.

Senada dengan hal itu, anggota muda PMKRI Maumere angkatan ke-22  Yakobus Karyes Amanto mengatakan, diskusi tersebut merupakan suatu hal yang baru saat bergabung di PMKRI sebagai wadah pembinaan dan perjuangan. 

“Peringatan hari Kartini merupakan sebuah momen di mana setiap generasi muda menyadari kembali, jati dirinya sebagai agen perubahan (agent of change), untuk memperjuangkan harkat dan martabat kaum perempuan di tengah kehidupan masyarakat, secara khusus bagi mereka yang menjadi korban penindasan,” pungkasnya.

Pada akhirnya, diskusi tersebut seakan memantik sekaligus mengajak kader-kader PMKRI, khususnya perempuan agar tidak menutup diri terhadap segala persoalan kemanusiaan yang terjadi. Secara khusus persoalan yang bersinggungan dengan diskriminasi kaum perempuan. 

Menjadi Kartini milenial berarti harus bersikap revolusioner dan responsif dalam menjawabi tantangan kehidupan sosial kemasyarakatan. *(AR)


Exit mobile version