https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSu2NfRHPOhhwZKaX1-2hGbEFrosNsyJrt8cOm05K2Ir9aOmh4paQ |
Peringatan Hari Buruh Internasional atau yang lebih sering dikenal dengan istilah May Day yang jatuh pada tanggal 1 Mei merupakan sebuah prasasti atas perjalanan panjang perjuangan yang dilakukan dalam rangka melawan penindasan, menghapus perbudakan dan meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi umat manusia.
Tahun 1806 merupakan sejarah awal di mana para buruh mulai menyadari adanya penindasan atas diri dan kelompoknya dan mulai bangkit melakukan perlawanan. Bangkitnya kesadaran kolektif para pekerja ini dimulai oleh para pekerja Cordwainers yang melakukan mogok kerja secara masif.
Usaha-usaha ini berhasil membawa mereka sampai ke meja pengadilan dan mengangkat fakta-fakta mengerikan yang terjadi pada buruh. Salah satu isu yang diperjuangkan saat itu adalah pengurangan jam kerja standar bagi para buruh. Saat itu, jam kerja standar adalah 19-20 jam sehari. Gerakan awal ini kemudian meluas dan menjadi perjuangan pekerja di Amerika Serikat dan bahkan dunia beberapa dekade setelahnya.
Pada tanggal 5 September 1882 di New York, parade hari buruh terbesar pertama kali dilakukan oleh 20.000 pekerjadi New York. Mereka melakukan parade sambil membawa spanduk bertuliskan “8 jam kerja, 8 jam istirahat dan 8 jam rekreasi”. Gerakan ini terus meluas ke beberapa wilayah di Amerika Serikat dan berbagai wilayah lain di seluruh dunia tahun demi tahun berikutnya.
Pada tanggal 1 Mei 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat melakukan demonstrasi menuntut 8 jam kerja. Dalam beberapa hari demontrasi ini segera direspon dengan pemogokan umum, yang membuat 70.000 pabrik terpaksa ditutup. Puncak aksi yang dilakukan maraton tanpa henti ini adalah pada tanggal 4 Mei 1886, di mana pada hari itu kepolisian menembaki secara membabi buta para demonstran, mengakibatkan ratusan buruh meninggal. Selain itu, pemimpin aksi demonstrasi tersebut ditangkap dan dihukum mati.[1]
Kemudian pada ulang tahun jatuhnya Bastille (ulang tahun ke-100 Revolusi Prancis) tanggal 4 Juli 1889 diselenggarakan Kongres Sosialis Dunia di Paris. Pertemuan itu akhirnya menyepakati 1 Mei 1886 sebagai hari buruh internasional. Selain itu, pertemuan tersebut juga melahirkan resolusi yang disambut baik oleh beberapa negara sejak tahun 1890.
Perjuangan Melawan Kapitalisme
May Day sejatinya adalah perjuangan melawan kapitalisme, perjuangan melawan segala bentuk penindasan dan mewujudkan keadilan bagi seluruh umat manusia. [2] Kekuasaan bertumpu pada kepemilikan pribadi di satu sisi dan membiarkan jutaan orang di sisi lainnya menderita, itulah sejatinya kekuasaan menurut sistem kapitalisme; sebuah sistem yang menaruh jutaan kepala rakyat pekerja ke tiang gantungan pasar dunia.
Akibat nyata dari kapitalisme adalah kemiskinan yang melanda sebagian besar umat manusia di dunia di satu sisi dan menempatkan sebagian kecil manusia sebagi pemilik segalanya. Kapitalisme memungkinkan penjajahan manusia atas manusia, eksploitasi manusia tanpa batas dan penghisapan sumber daya alam secara masif.
Sebagai wujud perlawanan atas hal tersebut, kehadiran May Day yang diperingati setiap 1 Mei menjadi penting. May Day membangkitkan kesadaran kolektif bahwa perjuangan dalam menciptakan tatanan hidup masyarakat yang adil dan berperikemanusiaan masih ada. Api perjuangan masih dan harus terus berkobar. May Day sejatinya menjadi peringatan bahwa masih ada penghisapan manusia atas manusia sebagai akibat nyata dari kapitalisme dan karenanya harus segera dihentikan.
May Day di Indonesia
Perayaan May Day di Indonesia mulai diperingati sejak tahun 1920. Memasuki periode Orde Baru, peringatan May Daydi Indonesia seperti mengalami masa hibernasi. Gerakan buruh setiap tanggal 1 Mei ditiadakan dan hari libur nasional pun tidak lagi dilaksanakan. Hal ini dikarenakan propaganda pemerintah Orde Baru yang selalu menghubungkan gerakan buruh dengan kebangkitan Komunis dalam hal ini Partai Komunis Indonesia. [3]
Para pekerja dan masyarakat Indonesia baru merasakan atmosfer May Day setelah tumbangnya rezim Orde Baru yang ditandai dengan jatuhnya Soeharto. May Day pada Mei 1999 merupakan titik balik sejarah baru bagi pergerakan buruh Indonesia, di mana pada tanggal 1 Mei 1999 buruh Indonesia kembali turun ke jalan, menyuarakan kepentingan–kepentingannya. Gerakan ini terus berlangsung setiap tahunnya. Angin segar datang pada tahun 2013, di mana saat itu pemerintah menjadikan Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap 1 Mei sebagai hari libur nasional. Aturan itu berlaku sejak tahun 2014.
May Day Hari Ini
Tanggal 1 Mei 2018 kemarin, ribuan buruh dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa di berbagai titik di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. Beragam isu dikumandangkan, mulai dari isu-isu tahunan seperti penghapusan upah murah, penghapusan sistem kerja outsorching dan sistem kerja kontrak, hingga beberapa isu kekinian yang mungkin tidak ada di tahun-tahun sebelumnya, mulai dari tuntutan akan pelindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri hingga isu Tenaga Kerja Asing (TKA) yang membanjiri Indonesia. Isu ini semakin laku setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perpres tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing Nomor 20 tahun 2018 [4]
Yang menjadi bagian yang menarik dan sedikit berbeda dari peringatan May Day kali ini dibandingkan dengan peringatan May Day tahun-tahun sebelumnya adalah begitu kentalnya nuansa politik praktis, yang dalam hal ini adalah usaha-usaha meraih simpati masyarakat dengan menunggangi peringatan “sakral” May Day seperti yang dilakukan oleh elit–elit politik dari partai politik tertentu pada momentum May Day tahun ini.
Kemunduran, esensi peringatan May Day ini di antaranya ditandai dengan kemunculan atribut fenomenal bertuliskan hashtag #2019GantiPresiden dalam aksi May Day, deklarasi dukungan KSPI kepada Prabowo untuk menjadi Presiden, sampai kepada keikutsertaan beberapa tokoh nasional dari partai oposisi pemerintah seperti Fadli Zon, Amien Rais dan Fahri Hamzah. Lebih parah lagi, pemerintah sendiri terlihat gagal memahami makna dari peringatan May Day.
Menakertrans dalam peringatan May Day tahun ini dengan tagline #MayDayIsAFunDay mengimbau peringatan May Day dirayakan dengan kegiatan positif seperti lomba memasak, buruh mengaji, lomba senam Maumere, khitanan massal, lomba jalan sehat, sepeda santai, kompetisi band. Bukan itu saja, acara bertajuk #MayDayIsAFunDay ini juga menghadirkan kompetisi sepakbola antar pekerja Indonesia (LIPESIA) yang sudah dimulai sejak Desember 2017 dengan perayaan puncak yaitu pada peringatan May Day kemarin. Acara ini diinisiasi oleh Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Politisi PKB yang juga sudah mendeklarasikan diri sebagai Cawapres pada pilpres 2019 nanti.
Esensi May Day yang adalah perjuangan panjang menghapus perbudakan, mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera dengan bersandar pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal telah direduksi menjadi sekedar seremonial tahunan yang disponsori oleh agenda-agenda politik jangka pendek seperti pemilihan presiden. Ini menjadi preseden buruk gerakan buruh Indonesia ke depan.
Kesucian perjuangan buruh ternoda oleh ulah segelintir elit di dalam organisasi buruh dan anggota buruh yang secara sadar atau tidak sadar telah mencederai marwah perjuangan buruh sebagai sebuah perjuangan moral jangka panjang menghapus perbudakan, bukan sebagai kelompok kepentingan yang hanya berjuang dalam jangka pendek untuk merebut kekuasaan.
Melihat kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin May Day 2019 akan menjadi lebih panas dan seru dengan menghadirkan “perang” antara kelompok buruh pendukung masing–masing kandidat Capres dan Cawapres. Dan, jika itu terjadi maka berakhirlah sudah riwayat gerakan buruh Indonesia.
Oleh: Darius Prawiro Deusritus
Anggota Biasa PMKRI Cabang Jakarta Pusat
______________________
https://www.militanindonesia.org/analisa-perspektif/gerakan-buruh/8290-sejarah-singkat-may-day.html
https://www.militanindonesia.org/analisa-perspektif/gerakan-buruh/8696-editorial-may-day-2018-seruan-bagi-gerakan-buruh-untuk-bangkit.html
https://news.detik.com/berita/3999244/amien-rais-fadli-zon-fahri-hamzah-orasi-di-may-day-depan-dpr
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/01/buruh-sebut-pemerintah-tak-mengerti-sejarah-may-day
https://www.merdeka.com/uang/cak-imin-tendang-bola-liga-pekerja-indonesia-resmi-dimulai.html
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1032033-digawangi-kspi-mayday-jadi-ajang-politik-deklarasi-capres
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/01/atribut-2019gantipresiden-ramaikan-aksi-mayday-2018
https://news.detik.com/berita/3999029/spanduk-2019gantipresiden-muncul-di-aksi-may-day-monas
https://news.detik.com/berita/d-3999495/may-day-massa-buruh-di-aceh-pakai-kaus-2019gantipresiden
https://nasional.kompas.com/read/2013/04/29/18432615/Hari.Buruh.1.Mei.Akan.Jadi.Libur.Nasional