Kefamenanu Pintu Harapan Anak Batas

Jakarta, Verbivora.comKabupaten Timor Tengah Utara (TTU) adalah salah satu kabupaten yang berada di perbatasan Timor Leste, dan ada 24 kecamatan yang terdiri dari 182 desa dan 11 kelurahan dengan Wilayah terluas adalah Kecamatan Insana dengan luas 333,08 km2 (12,48%) dan Kecamatan Biboki Anleu dengan luas 206,40 km2 (7,73%). Wilayah terkecil adalah Kota Bikomi Selatan dengan luas 48,68 km 2 (1,82%).

Ibu kota Kabupaten TTU yaitu Kefamenanu yang merupakan pusat pemerintahan, dan Kota Kefamenanu ini adalah sebuah kota kecil yang ada di Lembah Bikomi, menurut sejarahnya kota ini didirikan oleh Belanda pada tanggal 22 September 1922.

Dan lahirnya Kota Kefamenanu tidak lepas dari usaha Belanda untuk menguasai Pulau Timor seluruhnya. Setelah itu kota ini kemudian dijadikan sebagai ibu kota Pemerintahan Belanda yang dikenal Onderafdeeling Noord-Midden Timor pada masa itu.

Dan saat ini Kefamenanu menjadi garam dan terang dan pintu harapan bagi anak-anak batas di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya tiga kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste yaitu TTU, Belu, Malaka.

Pintu harapan yang dimaksud, karena kefamenanu memiliki sekolah dan perguruan tinggi negeri dan beberapa kampus swasta lainnya yang berada di pusat kota, salah satunya Universitas Timor (UNIMOR) sebagai Kampus Negeri, Juga ada Sekolah Tinggi Pastoral St. Petrus Keuskupan Atambua, dan kota kefamenanu ini dikenal sebagai kota pendidikan di bagian perbatasan karena adanya perguruan tersebut.

Baca juga: Audiensi dengan Komnas HAM RI, Pengurus Pusat PMKRI Soroti Rempang Eco City

Kota Kefamenanu

Pada tanggal 22 September 1922, ibu kota Pemerintahan Militer Belanda (Onderafdeeling Noord Midden Timor) di Noetoko pindah ke Kefamenanu. Dan pada tahun 1923, Kantor Onderafdeeling Noord Midden Timor dibangun oleh Tuan Ped Demons.

Dan gedung Kantor Onderafdeeling Noord Midden Timor sempat dijadikan Kantor Bupati TTU oleh mantan Bupati TTU pertama, Petrus Salasa. Sekarang gedung ini dijadikan sebagai kantor Arsip Daerah Kabupaten TTU.

Dan ada yang menyebutkan bahwa terbentuknya kata Kefamenanu, karena sebuah peristiwa kasih yang sangat panjang yang tidak bisa dijelaskan secara keseluruhan, dan kefamenanu menurut sejarahnya ada percakapan sederhana antara seorang warga suku Bana dan tentara Belanda.

Dijelaskan pada waktu itu, ada seorang tentara Belanda menunggang kuda sedang mencari air segar untuk diminum dan Ia bertanya kepada warga suku Bana yang sedang menggembalakan ternaknya di sebuah sumber air.

Dalam Tema percakapan tersebut adalah kehausan, keadaan itulah yang mempertemukan warga suku Bana dengan tentara Belanda. Dan warga Suku Bana itu berkata kepada tentara itu dengan bahasa daerah kefa mnanu.

Dalam bahasa Dawan dua kata itu memiliki arti; kefa artinya jurang dan mnanau artinya dalam. Maka arti kata Kefamenanu adalah jurang yang dalam. Dari peristiwa itulah tentara Belanda menggunakan otoritasnya menggunakan kata Kefamenanu sebagai ibu kota kabupaten TTU hingga saat ini.

Kota Kefamenanu sudah berusia sekitar 100 tahun, kota yang bersejarah ini terletak di Tengah Pulau Timor dan secara perlahan bertumbuh secara baik dari sumber daya manusia karena kehadiran sekolah dan perguruan tinggi salah satunya Universitas Timor, dan Sekolah Tinggi Pastoral.

Dan kedua kampus tersebut sangat berkontribusi besar dalam meningkatkan reputasi Kefamenanu sebagai kota pendidikan di bagian perbatasan NKRI dan RDTL dari segi sosial, ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur pada wilayah Desa Naiola Kecamatan Bikomi Selatan dan memberi dampak lainnya pada masyarakat sekitar di Kabupaten TTU.

Kontribusi dua perguruan tinggi itu dibuktikan dengan berbagai jasa pelayanan yang dimanfaatkan masyarakat sekitar guna memperoleh tambahan pendapatan dengan bentuk usaha yang dikembangkannya seperti jasa pemondokan dengan pola penyediaan kamar penginapan, jasa rental komputer dan internet, jasa kuliner, jasa transportasi, usaha pertokoan atau kios.

Baca juga: PMKRI Gelar Konferensi Energi Nasional, Dorong Pemerintah Fokus Pada Penggunaan EBT

Harapan Anak Batas

Kota kefamenanu sebagai kota pendidikan di bagian perbatasan atau yang biasa dikenal kota Sari, memiliki potensi yang sangat luar biasa karena ada sekolah dan perguruan tinggi yang dibilang cukup berkualitas dengan pola pembinaan dan pendidikan yang disesuaikan dengan karakter siswa dan mahasiswanya yang ada di perbatasan.

Potensi inilah yang kemudian menjadikan kefamenanu sebagai pintu harapan bagi anak-anak muda di bagian perbatasan khususnya di Kabupaten TTU, Belu Malaka dalam menempuh pendidikan. Tercatat total populasi mahasiswa tahun 2022 sebanyak 5.993 mahasiswa dan 75% mahasiswa dari tiga kabupaten yang ada perbatasan.

Di tahun 2020, Kota Kefamenanu memiliki 8 sekolah untuk tingkat Taman Kanak-Kanak, dengan 584 murid dan 32 guru (11 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 21 Non PNS). Kemudian tingkat Sekolah Dasar ada 14 Sekolah Negeri dengan jumlah murid 3.107, dan guru 257, dan 10 sekolah swasta dengan jumlah murid 3.362, dan guru 181.

Di Sekolah Menengah Pertama, ada 6 sekolah dengan jumlah murid 1.947, dan guru 162, serta 6 sekolah swasta dengan jumlah siswa 1.605. dan guru 131. Selain itu untuk tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri, ada 5 sekolah dengan jumlah murid 2.813 siswa dan 230 guru, serta sekolah swasta ada 10 sekolah dengan jumlah murid 2.127 siswa dan 192 guru

Dari data dan yang dipaparkan menunjukkan bahwa Kota Kefamenanu sebagai tempat pertemuan orang-orang dan pintu harapan bagi anak-anak muda yang memiliki mimpi dan cita-cita untuk membangun bangsa dan daerah khususnya di perbatasan.

Oleh karena itu pemerintah daerah dan pihak swasta dan lainnya harus serius melihat potensi tersebut karena ini adalah modal yang kuat untuk dimanfaatkan dalam Pembangunan itu sendiri, dari pembangunan sumber daya manusia, pembangunan sumberdaya alam dan lainya karena kabupaten TTU adalah garis depan NKRI,

Penulis: Yuventus Seran, Pengurus Pusat PMKRI, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Nasional Jakarta

Exit mobile version