PAPUA, VERBIVORA.COM– Media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah rekaman video berdurasi 1 menit 20 detik yang menampilkan aksi kekerasan terhadap seorang warga papua yang dianianya oleh dua oknum Polisi Militer (PM) Indonesia.
Kejadian ini terjadi di kabupaten merauke dimana tampak juga dalam video ternyata korban juga adalah seorang bisu yang tidak dapat berbicara.
Menanggapi ini, Pengurus Pusat Perhimpunanan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) mengutuk keras tindakan oknum militer tersebut
Ketua PP PMKRI, Benediktus Papa menyampaikan keprihatinannya atas Institusi TNI yang selama ini mendapat respek yang baik dari masyarakat dikotori oleh perilaku oknum yang tidak berprikemanusiaan.
“PP PMKRI mengecam keras apa yang terjadi di Merauke, Papua. Ini tidak mencerminkan sikap ksatria seorang prajurit TNI. Sebagai abdi negara mestinya dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat mengedepankan tindakan-tindakan humanis,” Tutur Beni sapaan akrab ketua PP PMKRI kepada verbivora, selasa (27/7/2021).
Lanjut Beni, “Kami mendorong kejadian ini menjadi evaluasi secara menyeluruh di institusi TNI, sebab institusi ini bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup rakyat Indonesia termasuk masyarakat Papua yang aman dan tenteram. Jangan sampai ini memantik reaksi dari masyarakat ditengah kondisi politik papua yang belum stabil.”
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Lembaga Otonomi Khusus PP PMKRI, Zakarias Wilil, tindakan kekerasan ini menunjukkan bahwa pihak keamanan tidak mampu mengayomi masyarakat papua tetapi malah melakukan tindakan yang melukai batin masyarakat Papua khususnya di Kabupaten Merauke.
Lanjut Zakarias, “Militer yang bertugas di Papua bukan mengayomi masyarakat papua tetapi malah menyiksa masyarakat di Papua apalagi korban yang disiksa dan dianiaya ini orang bisu, kasihan dia tidak punya suara untuk menjawab dengan kata- kata.”
Aparat TNI saat aniaya warga Papua
“Kapan masyarakat hidup aman kalau tindakan diskriminasi militer terhadap rakyat di Papua terjadi terus, orang papua mau tinggal dan hidup aman di tanah kelahirannya bukan di siksa seperti binatang, orang papua juga manusia seperti militer,” tutupnya. *(JM)