Gelar LKK, PMKRI Cabang Kupang Terapkan Protokol Covid-19 untuk 100 Peserta

 

Kupang, Verbivora.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang kembali menyelenggarakan Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) di aula Pramuka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan ini merupakan salah satu agenda penting dalam satu periode kepengurusan karena merupakan jenjang pendidikan formal bagi anggota PMKRI yang telah mengikuti masa penerimaan anggota baru (MPAB) dan masa bimbingan (MABIM). 

Kegiatan LKK ini diawali dengan seremonial pembukaan, Selasa (18/5/2021) dan akan berlangsung selama 4 hari yakni dari 18 Mei hingga 22 Mei 2021. 

Foto : Seremonial Pembukaan LKK PMKRI  Cabang Kupang

Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang, Alfred Saunoah dalam sambutannya mengatakan, sebagai organisasi pembinaan dan perjuangan, akan terus membenah diri menjadi organisasi yang adaptif dengan tetap menjunjung nilai-nilai tiga benang merah yakni kristianitas, intelektualitas dan fraternitas sebagai roh penggerak dalam eksistensinya di tengah masyarakat.

Lanjut Alfred, kegiatan ini sebagai wujud latihan formal untuk menciptakan dan menghadirkan pemimpin-pemimpin masa depan disegala aspek kehidupan, sehingga pemimpin-pemimpin yang lahir dari rahim PMKRI mampu menjadi pelayan bagi banyak orang dan bukan menjadi pelayan para cukong serta pemimpin yang menonjolkan kekuasaan belaka.

“harapan untuk teman-teman peserta LKK yang akan berproses selama empat hari ini, gunakanlah kesempatan untuk fokus mengikuti setiap materi dan latihan yang sudah dirancang oleh steering commitee,” ungkap Alfred.

Selanjutnya mewakili Pengurus Pusat PMKRI, Presidium Pedidikan dan Kaderisasi Engelbertus Boli Tobin menyampaikan, pengurus pusat menyampaikan apresiasi kepada PMKRI Cabang Kupang karena hingga hari ini masih terus melaksanakan pembinaan formal organisasi sebagai wujud pembinaan kader.

“Ini adalah betuk pembinaan kader untuk mengasa diri agar kelak menjadi pemimpin yang siap terjun dimana saja berada,” tegas mantan Ketua PMKRI Kupang periode 2018/2019 itu. 

Dia juga menambahkan, sesuai tema yang diangkat, pandemi dan kesejahteraan buruh, diharapkan dalam kegiatan ini bisa ada gagasan dan ide yang dihasilkan sebagai rekomendasi atau solusi dalam persoalan nasib buruh di tengah pandemi ini.

Dalam kesempatan yang sama, mewakili Pemerintah Provinsi, Kepala Badan Kesbangpol Propinsi NTT mangatakan, pertama berkaitan dengan intelektualitas, semangat kekritisan harus tetap dipelihara dalam organisasi kemahasiswaan.

“Pemerintah selalu membuka diri kepada setiap organ kemahasiswaan untuk terus memberikan ide dalam mengawal program pemerintah, kebijakan-kebikan dan semua proses pembangunan, untuk itu demonstrasi merupakan bagian pengontrolan dan aktualisasi diri mahasiswa,” Jelasnya

Para senior dan beberapa alumni turut hadir dalam seremonial pembukaan kegiatan tersebut, dan kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Joni Kaunang selaku alumni PMKRI Kupang. 

Dalam sambutannya Kaunang menyampaikan beberapa hal penting. Pertama menyoroti tingkat keberhasilan seorang pemimpin dalam dua perspektif yaitu perspektif lama atau kuno dan perspektif baru atau kekinian. 

Secara terperinci mantan ketua PMKRI Kupang itu menyampaikan beberapa pandangan kritisnya dalam melihat keberhasilan seorang pemimpin.

Menurut Kaunang, pandangan kuno melihat ukuran keberhasilan seorang pemimpin tidak terletak pada apa yang dia lakukan tetapi terletak pada apa yang terjadi pada rakyat yang dipimpinnya.

“Seorang pemimpin bisa bekerja 24 jam, boleh mengerjakan ribuan proyek tapi jika rakyatnya tidak sejahtera dan tidak ada rasa keadilan maka pemimpin itu belum berhasil alias gagal,” jelasnya.

Lanjutnya, sebaliknya pandangan kekinian menganggap bahwa ukuran keberhasilan seorang pemimpin terletak pada apa yang dilakukannya terhadap kelompoknya. 

Oleh karena itu, antara dua pandangan tersebut, pandangan kuno itu sebuah kebenaran dan sebaliknya pandangan kekinian atau milineal adalah kebohongan dan ia menegaskan, mudah-mudahan PMKRI memakai pandangan kuno sebagai modul dalam latihan kepemimpinan kader.

Kedua, terkait pandemi dan kesejahteraan buruh yang merupakan tema menarik dalam Kegiatan LKK PMKRI Kupang kali ini.

Dia menjelaskan bahwa persoalan buruh bukan hanya disebabkan pandemi Covid-19, persoalan buruh adalah persoalan sepanjang waktu, pendemi itu hanya manambah persolan bagi buruh.

“Sebagai kader katolik, tentunya kita harus memiliki pemahaman bahwa pekerjaan buruh bukan hanya sekedar menjadi tempat untuk mencari pendapatan, pekerjaan buruh justru menjadi tempat keberlangsungan hidupnya sepanjang waktu,” jelas Kaunang.

Lanjut tokoh katolik itu, menurut pandangan gereja katolik konsep kesejahteraan kaum buruh terletak pada keseluruhan pekerjaannya. Selain pekerjaan buruh sebagai tempat untuk memperoleh pendapatan, pekerjaan buruh adalah tempat untuk mengembangkan dirinya serta sebagai tempat untuk menjalin relasi sosial.

“Apabila pekerjaan tidak dipandang sebagai tempat untuk membangun relasi sosial yang utuh maka disitu tidak ada manusia yang sesungguhnya, yang ada hanya manusia yang dipekerjakan layaknya mesin yang dikendalikan,” tuturnya.

Diakhir sambutannya, Ia mengharapkan agar peserta LKK serius dalam kegiatan agar kegiatan ini bisa menghasilkan kader pemimpin yang matang dan berjiwa katolik, berahlak dan bermartabat. 

“Pendidikan itu tidak hanya semata-mata menghasilkan manusia yang berdaya saing, tetapi lebih dari itu pendidikan harus menghasilkan manusia yang berahlak, bermartabat dalam kehidupan sosialnya,” tutupnya.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan ketua panitia pelaksana Hans Longos, selain peserta dari PMKRI Cabang Kupang, ada sejumlah delegasi dari beberapa cabang, PMKRI Cabang Kefa 24 delegasi, PMKRI Cabang Atambua tiga delegasi, PMKRI Malaka tujuh delegasi dan PMKRI Cabang Alor 8 delegasi sehingga total peserta berjumlah 100 orang.

Hans menjelaskn, kegiatan LKK dilaksanakan dengan mematuhi protol kesehatan (prokes) yang ketat sesuai dengan prokes Covid-19. 

“Kita sesuaikan dengan situasi yang kita hadapi bersama saat ini, sehingga semua peserta yang diwajibkan untuk tetap menaati protokol kesehatan dengan wajib memakai masker, mencuci tangan, dan posisi duduk dalam ruangan kita sudah atur berjarak minimal satu meter,” tutupnya. *(JM)

Exit mobile version