Beranda Opini Film Squid Game dan Realitas Masyarakat Urban Indonesia

Film Squid Game dan Realitas Masyarakat Urban Indonesia

0
Film Squid Game dan Realitas Masyarakat Urban Indonesia

JAKARTA, VERBIVORA.COM– Indoensia merupakan salah satu Negara berkembang yang dalam perjalanannya akhir-akhir ini terus bersaing dengan Negara-negara maju. Perkembangan tekhnologi yang semakin membombardir setiap aspek kehidupan manusia semakin menantang. Ada berbagai banyak persaingan yang selalu dikejar oleh bangsa yang besar ini, mulai dari persaingan industry perfilman, otomotif, mesin, makanan, tekstil dan lain sebagaianya yang semakin menarik minat masyarakat indonesia dan beujung pada perubahan gaya hidup. Salah satu industry yang sangat berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup adalah industry perfilman. 

Menurut  UU 8/1992 dalam (Mardiastika, 2012), film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya. Dari kedua jenis film ini sama-sama berpengaruh kuat terhadap perilakau penonton, dalam hal ini adalah pembawaan diri di tengah masyrakat sosial. jika kita melihat proses pembuatan film, kita dapat mengetahui bahwa film bertujuan untuk menghibur para penonton.

Berbicara soal dampak dan pengaruh film, penulis ingin mengangkat sebuah film yang beberapa hari terakhir kerap diperbincangkan di kalangan anak muda bahkan sampai para pakar di dunia perfilman. Film squid game adalah film yang disutradarai oleh Hwang Dong Hyuk, dirilis pada tanggal 17 september 202. Drama ini secara singkat menceritakan tentang problem keuangan dari 456 peserta, baik orang tua maupun anak muda. Dalam film menceritakan tentang bagaiamana seseorang melakukan upaya untuk menutupi tagihan dengan cara mengorbankan diri dalam sebuah permainan tradisional nan ekstrem, yaitu mengorbankan dirinya sebagai taruhan. Dalam permaianan, seorang pemain harus mampu mengungguli pemain lain dengan melewati beberapa rintangan. Apabila dalam setiap rintangan ada yang gagal maka akan lansung ditembak mati. Bagi pemaian lain yang mencapai garis finish akan lanjut ke permainan berikutnya, begitupun seterusnya. 

Jika dilihat dari beberapa alur cerita dalam film squid game tidak dijelaskan secara terperinci siapa tamu VIP dan peran mereka dalam film tersebut. Pada scene itu memang membuat alur cerita sedikit menggantung dan membuat penonton menerka-nerka asal usul mereka. Apabila diperhatikan dengan saksama, interpretasi yang muncul adalah kelompok VIP tersebut merupakan kaum pemilik modal yang menjadi investor dalam bisnis illegal. 

Menarik dari alur tayangan film  merupakan cerminan dari kondisi realitas masyarakat urban indonesia dewasa ini. maka dari itu kali ini kita tidak berbicara banyak soal spoiler film, melainkan kita akan membahas bagaiamana korelasi film squid game dengan realitas kehidupan masyarakat indonesia dewasa ini. 

Menjadi bagian dari Negara berkembang, masyarakat urban indonesia hari ini terlampau batas. Gaya hidup materialis menjadikan masyarakat indonesia terjebak dalam permasalahan keuangan. Film squid game merupakan gambaran masyarakat indonesia hari ini yang terjebak pada masalah keuangan. Dampak dari problem tersebut mengakibatkan maraknya kasus pinjaman online yang berujung pada ancaman diskriminasi-pembunuhan. Bahkan tidak hanya itu, dari sekian kasus keuangan terdapat di antaranya adalah golongan masyarakat yang dianggap mampu secara finansial terjebak dalam lilitan utang seperti tagihan bank yang berbeda-beda, dan tagihan kartu kredit. Problem tersebut selalu mengendap-endap di setiap awal dan akhir bulan bagi pelaku peminjaman uang. Banyak dari antara pelaku ini berusaha untuk menutup tagihan dengan rela melakukan apapun bahkan upaya yang sering dilakukan adalah dengan system “gali lubang, tutup lubang” terlihat miris memang, namun apa boleh buat kenyataan tersebut harus dilalui dengan penuh beban berat. 

Bagi masyarakat urban, uang adalah jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan diri. Tuntutan tersebut disebabkan oleh situasi dan tawaran lingkungan yang menggiurkan, sehingga seorang individu kerap  mengambil keputusan untuk meminjam uang dan susah untuk mengembalikan. Salah realitas yang dibangun dari film squid game adalah tentang streotip. Sebagai masyarakat urban, kita tentunya sering kali memabaca latar belakang seseorang dari penampilan fisik seperti contoh, si A akan dianggap kaya jika berdasi dan menumpangi mobil mewah. Ternyata di balik penampilannya yang mewah,tersimpan begitu banyak tumpukan nota tagihan dari berbagai jasa keuangan yang bersembunyi di balik saku baju miliknya. Setelah ditelusuri lebih jauh, segala sesuatu yang dipakainya adalah hasil uang pinjaman. Gambaran hidup seperti itulah yang ingin disampaikan kepada penonton. Sangat menarik di akhir cerita, penonton diberikan ruang untuk merefleksikan sejauh mana seseorang menjadikan uang sebagai salah satu alat bantu yang penting dan berskala prioritas, bukan sebagai alat pemuas. 

Pelajaran yang wajib dipetik dari film ini adalah bagaimana seorang individu mampu menahan diri dari tawaran dunia luar yang membuat kita terjebak dalam masalah keuangan. adapun Penonton juga diajarkan untuk terus berjuang di tengah tantangan hidup, seperti menjadi tulang punggung keluarga, menanggung biaya pendidikan, memenuhi kebutuhan hidup dan lain sebagaianya yang kerap kali sulit untuk dilewati. Harapannya semua itu mampu dilewati dengan semangat perjuangan.

OLEH : FRANSISKUS CHANDRA JAS (Ketua Presidium PMKRI Cabang Surabaya)