FBI Dianjurkan Tidak Lanjutkan Penyelidikan Email Clinton

PENYELIDIKAN EMAIL CLINTON. New York, verbivora.com – Pro kontra terhadap penyelidikan ulang FBI mengenai kasus email Clinton mencuat. Seperti dilansir bbc.com, Senin  (31/10/2016), para pejabat di departemen kehakiman mengatakan bahwa langkah penyelidikan tersebut bertentangan dengan komitmen awal untuk menghindari konflik dalam pemilihan.
FBI Dianjurkan Tidak Lanjutkan Penyelidikan Email Clinton
Hillary Clinton – Sumber: thehill.com

Namun, Direktur FBI, James Comey menyatakan independensinya dalam surat kepada anggota parlemen Jumat kemarin. Sedangkan senator partai Demokrat, di sisi lain, menilai bahwa langkah penyelidikan ini sangat bersifat politis. Bagi mereka, penyelidikan kembali kasus ini, kurang dari dua minggu sebelum 8 November, tentunya memiliki maksud tersembunyi.

Sementara itu,  Donald Trump memuji keputusan FBI. Dalam kesempatan berbicara di Phoenix Sabtu 29 November 2016 kemarin, Trump menuduh adanya intervensi departemen kehakiman dalam melindungi aksi kriminal calon Presiden dari partai Demokrat tersebut.

Berita bbc.com, 30 Januari 2016, mengatakan bahwa, ada 22 email rahasia yang dikirimkan oleh Clinton melalui komputer pribadinya di rumah saat ia masih menjadi Menlu AS di bawah kepemimpinan Barack Obama. Pesan-pesan tersebut bahkan tidak ditandai dengan status rahasia. Bagi Deplu AS, tindakan ini adalah tindakan yang sangat ceroboh, mengingat rahasia negara bisa saja jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak berwenang.

Comey, seperti dilansir  bbc.com, Senin 31 Oktober 2016, menegaskan bahwa, tidak akan ada lagi pemberitaan yang menyesatkan, sekalipun kubu Clinton mempertanyakan status kerahasiaan isi email dan signifikansinya penyelidikan untuk situasi sekarang.

Bermaksud memunculkan wacana tandingan, Clinton berbicara kepada pendukungnya di Florida pada hari Sabtu 29/10 kemarin. Ia mengatakan bahwa penyelidikan ini sangatlah aneh. Ia pula menambahkan bahwa konflik ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Penyelidikan kembali kasus ini sangatlah mengganggu, karena pemilih berhak untuk mendapatkan fakta yang penuh dan lengkap. Sehingga, menurutnya, Direktur Comey harus menjelaskan segala sesuatu mengenai hal tersebut secara cepat dan transparan.

Selain itu Ketua Kampanye John Podesta mengatakan bahwa penanganan Mr Comey ini sangat “tidak pantas”. Bahkan, informasi yang diberikan lebih menunjukan sindiran dari pada fakta. Indikasi kesalahannya menjadi sesuatu yang terlalu dilebih-lebihkan.

Tetapi pasangan Trump, Mike Pence memuji keputusan Comey. Ia mengatakan bahwa penyelidikan mengenai  email Clinton mengandung pilihan yang berisiko.
Manajer kampanye Trump Kellyanne Conway mengatakan kepada CNN bahwa konsekuensinya adalah, Comey akan dituduh campur tangan dalam pemilu jika ia tidak mengungkapkan penemuan email baru dalam proses penyelidikan.

Bagaimana pembuktian FBI mempengaruhi jajak pendapat?

Pada 30 Januari 2016 lalu, dikatakan bahwa, persoalan ini membawa pengaruh yang besar bagi tingkat elektabilitas kedua pasangan. Perubahan dalam persentase jajak pendapat mulai kompetitif. Sebuah jajak pendapat New York Times Baru di Florida, yang dilakukan awal pekan lalu, mengunggulkan Trump dengan nilai sebesar 46% dibandingkan dengan Clinton yang memperoleh 42% pemilih.

Jajak pendapat New York Times juga menunjukan tren penurunan Clinton. Sekalipun masih memimpin, margin suaranya turun 12 poin dari minggu lalu dan hanya memimpin dengan selisih satu persen. Bahkan sepertiga dari pemilih yang disurvei telah menyatakan keraguannya pada Clinton dan Demokrat, persis setelah pengungkapan kembali kasus Clinton oleh Comey.

Sebuah jajak pendapat New CBS Poll di 13 negara juga mengatakan bahwa 52% pemilih mengharapkan sesuatu yang lebih dari penyelidikan ulang kasus tersebut. “Harus ada sesuatu yang lebih dari apa yang telah kami ketahui”. Poling tersebut menunjukan pula bahwa sebagian besar yang tidak memilih Clinton memang simpatisan Partai Republik.* (Fandis Nggarang/AT)

Exit mobile version