Kendari, Verbivora.com – Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar Kegiatan National Energy Conference (NEC) 2023 dengan tema “Memperkuat Ketahanan Energi Untuk Masa Depan Berkelanjutan.” Konferensi ini menyoroti potensi besar Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Azizah, Kota Kendari, pada Kamis, 14 September 2023.
Konferensi di buka secara Daring oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dan di hadiri oleh beberapa tokoh Nasional yang menjadi pembicara dalam konferensi itu, di antaranya; Restu Hapsari Komisaris PT. Rekayasa Industri, Irto Ginting Corporate Secretary PT. Pertamina Patra Niaga, Moch. Andi Achaminoerdin GM PT. PLN Sulselrabar, Polda Sultra yang di Wakili Oleh Ditreskrimum, Lembaga Cipayung Plus Sultra dan Kota Kendari, Badan Eksekutif Mahasiswa kampus se-kota Kendari, serta tamu Undangan lainnya.
Baca juga: PMKRI Akan Menggelar National Energi Conference 2023 di Kendari
Mendorong Ketahanan Energi Nasional
Dalam sambutannya, Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Tri Natalia Urada, menyampaikan bahwa Ketahanan Energi dan pengelolaan energi baru dan terbarukan merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan berkelanjutan.
“Isu Ketahanan Energi dan pengelolaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan pembangunan dan ketahanan nasional Indonesia yang perlu menjadi perhatian kita bersama,” kelas Tri Natalia.
Tri juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam menggali dan mengoptimalkan potensi EBT untuk kesejahteraan masyarakat
“Oleh karena itu, untuk mewujudkan Ketahanan Energi yang sustainable, di perlukan adanya kolaborasi untuk menggali potensi-potensi energi baru dan terbarukan serta mengoptimalkan penggunaanya untuk pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat Indonesia”
“pentingnya Kolaborasi dalam upaya menggali dan mengoptimalkan potensi Energi Baru Terbarukan untuk kesejahteraan Masyarakat.”
Selanjutnya, Kilianus Paliling selaku Ketua Lembaga ESDA Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, menyampaikan bahwa National Energy Confrence merupakan langkah konkret PMKRI dalam berkontribusi pemikiran untuk memperkokoh ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.
Baca juga: PMKRI Kritisi Pimpinan Komisi VIII DPR yang Minta Film His Only Son Dilarang
“PMKRI sebagai organisasi yang basisnya adalah kaum intelektual, mengambil peran dalam menggaungkan Isu Ketahanan Energi untuk masa depan berkelanjutan dengan menggandeng berbagai stakeholder, salah satu wujud konkretnya adalah dengan kegiatan National Energy Conference (NEC) 2023, dimana kita bersama-sama menggali ide-ide dan gagasan untuk kemudian memberikan masukan kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan Berkaitan dengan Ketahanan Energi nasional yang berkelanjutan”, jelas Kili.
Ia juga juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia masih sangat tergantung pada energi hasil Fosil yang terbatas dan tidak ramah lingkungan.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini ketergantungan Indonesia terhadap energi hasil fosil masih sangat tinggi kurang lebih 80% persentasenya, dan kita juga ketahui bahwa energi fosil merupakan energi yang unrenewable yang menyumbang emisi gas karbon sangat besar”, ujarnya.
Baca juga: Hadiri Forum Asian Youth Academy, PMKRI Ajak Pemuda Asia Jaga Lingkungan
Dorong Pemerintah Fokus Pada Energi Baru Terbarukan
Menurut Ketua Lembaga ESDA PP PMKRI, saatnya bagi pemerintah untuk memberikan fokus yang lebih besar pada ketahanan energi dan pengelolaan energi yang berkelanjutan.
“Oleh karena itu Sudah saatnya pemerintah memberikan Fokus pada Ketahanan Energi yang berbasis pada energi yang berkelanjutan, katanya.
Dia juga menyoroti potensi alternatif energi baru dan terbarukan yang perlu dieksplorasi lebih lanjut oleh pemerintah, seperti energi surya, energi air, bioenergi, panas bumi, dan lainnya yang bersifat renewable. Dalam konteks ini, dia mendukung pemberian subsidi oleh pemerintah untuk penggunaan dan pengelolaan Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Subsidi terhadap pengelolaan dan penggunaan energi baru terbarukan perlu di dorong oleh pemerintah sembari mendorong pengurangan penggunaan energi hasil fosil yang terbatas dan tidak ramah lingkungan untuk mencapai visi Indonesia Net Zero Emision (NZE) 2060,” tutupnya.
Konferensi ini memberikan panggung penting bagi pemangku kepentingan, tokoh nasional, dan mahasiswa untuk bersama-sama merumuskan langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan ketahanan energi dan mendorong penggunaan EBT di Indonesia. Dengan semangat kolaborasi ini, diharapkan Indonesia dapat lebih cepat mencapai tujuan ketahanan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.