Paus Fransiskus – Sumber: internet |
Misa khusus diadakan pada 1 Oktober untuk menyucikan gereja tempat Pastor Hamel meninggal. Dalam sebuah pelayanan, Uskup Agung Rouen, Dominique Lebrun, mengatakan bahwa Paus Fransiskus telah memotong periode yang biasanya harus dilalui setelah seseorang meninggal sebelum proses beatifikasi dapat dimulai.
“Paus Fransiskus telah membebaskan penundaan lima tahun sebelum proses penyucian dapat dimulai,” ujar Lebrun di ratusan orang di Gereja Saint-Etienne-du-Rouvray, Prancis utara.
Biasanya seseorang yang menjadi kandidat santa atau santo harus memiliki mukjizat sebelum dibeatifikasi. Namun persyaratan itu dapat dibebaskan jika terdapat bukti bahwa orang itu adalah martir.
Beatifaksi adalah tahap pertama untuk menjadikan seseorang yang telah meninggal menjadi orang suci di gereja Katolik. Beatifikasi oleh gereja Katolik Roma memiliki syarat sekurangnya satu mukjizat, sementara proses untuk menjadi santo membutuhkan bukti sekurangnya dua mukjizat.
Bulan lalu, dalam sebuah misa untuk mengenang kematian Pastor Hamel, Paus Fransiskus menggunakan kata “martir” atau “mati sebagai martir” sebanyak 10 kali dalam khotbahnya di Vatikan.
Dikutip dari Daily Mail, Selasa (4/10/2016), sejumlah muslim dilaporkan bergabung dalam misa khusus yang dilakukan pada 1 Oktober lalu. Para pastor melakukan ritual simbolis untuk memurnikan gereja dengan memercikkan air suci melalui makam sebelum melakukan penghargaan kepada Pastor Hamel.
“Paroki telah kehilangan salah satu pastor mereka. Gereja telah ternoda dan dosa kepada Tuhan telah dilakukan,” ujar Uskup Agung.
Dalam rangka membersihkan gereja, air suci juga dipercikkan di benda-benda yang berlumuran darah dan kaki altar tempat Pastor Hamel dibunuh.
Seminggu setelah serangan di gereja Prancis itu terjadi, Lebrun memimpin misa pemakaman Pastor Hamel di Katedral Rouen yang dihadiri Presiden Prancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Manuel Valls.*
Andyka