Palangka Raya, Verbivora.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas Regio VIII melaksanakan konferensi studi regional (KSR) di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, (23-27 Juni 2021).
Kegiatan KSR ini dibuka oleh Uskup Keuskupan Agung Palangka Raya, Mgr. Aloysius Sutrisnaatmaka, MSF. dan dilanjutkan dengan Seminar Nasional bertajuk “Krisis Ekologi Semakin Dekat, Siapkah Anda?” bertempat di Aula Kantor DPRD Kota Palangka Raya, Rabu (23/6/2021).
Pembukaan KSR juga dihadiri Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Benediktus Papa dan para ketua cabang yang ada di wilayah Regio VIII yakni Ketua PMKRI Cabang Palangka Raya, Cabang Banjarmasin, dan Cabang Samarinda serta tamu undangan lainnya.
Ketua panitia pelaksana, Eduardus Setno, dalam laporannya menyampaikan, untuk menyikapi isu yg terjadi di Kalimantan dipandang perlu untuk dikupas bersama memalui seminar nasional dan dikaji melalui kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) yang dihadiri oleh narasumber-narasumber berkompeten.
“Peserta dalam kegiatan Konferensi Studi Regional (KSR) ini berjumlah 31 orng yang tergabung dalam Komisariat daerah VIII yakni PMKRI Cabang Palangka Raya, PMKRI Cabang Banjarmasin, PMKRI Cabang Samarinda, Calon Cabang Pangkalan Bun,” jelas Eduardus
Selanjutnya Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya, Obi Seprinato, dalam sambutannya menyampaikan bahwa PMKRI sebagai wadah organisasi kemahasiswaan sehingga dalam hal ini perlu pendidikan formal bagi kader PMKRI terkhususnya di regio VIII.
Lanjut Obi, munculnya tema besar yg diangkat dalam kegiatan Seminar Nasional ini berawal dari keresahan terkait krisis ekologi khususnya di Regio VIII, sehingga diharapkan melalui kegiatan ini dapat mewujudkan aktualisasi PMKRI baik nasional maupun regional.
“Krisis ekologi bukan hal baru yg terjadi di Kalimantan seperti yg dirasakan beberapa bulan terakhir di Regio VIII secara khusus di Kalimantan Tengah sehingga perlu dikaji dan menghasilkan solusi yg berdampak baik bagi Kalimantan tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya,” jelas Obi.
Obi juga menambahkan, PMKRI Cabang Palangka Raya juga telah melakukan aktualisasi melalui kegiatan penanaman pohon yg dilakukan beberapa bulan lalu. Harapannya tiap organisasi kepemudaan di Kota Palangka Raya dapat bersinergi untuk peduli terhadap fenomena baru yg terjadi saat ini.
Hal senada disampaikan oleh Romondus Romi S.H, selaku Pengurus Pusat PMKRI Komisaris Daerah (KOMDA) Regio VIII menyampaikan harapan agar kegiatan ini nantinya akan menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah Kalimantan Tengah sebagai wujud aktualisasi nyata dari kader PMKRI yang ada di wilayah Regio VIII.
Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI (PP PMKRI) Periode 2020-2022, Benidiktus Papa dalam pidatonya menegaskan bahwa kader PMKRI dimanapun dan kapanpun tidak lepas dari semboyan Pro Ecclesia et Patria.
“Kegiatan KSR hari ini merupakan kegiatan KSR perdana pada periode ini sehingga diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan referensi untuk setiap Komisaris Daerah, serta dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat terkhususnya rekomendasi bagi pemerintah maupun stakeholder terkait dalam menanggapi masalah krisis ekologi,” jelas Beni, sapaan akrab ketua PP PMKRI.
Beni juga menegaskan bahwa masalah krisis ekologi saat ini menjadi ancaman serius bagi Indonesia, sehingga melalui seminarr nasional dan Forum Grub Discusion nantinya dapat menghasilkan rekomendasi sebagai ciri khas kader PMKRI yang kritis dan menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Anggota Penyatu PMKRI Cabang Palangka Raya, Moses Agus Purnomo S.E menerangkan bahwasannya pada saat ini kita memasuki era yg baru dimana bentuk ide dan gagasan disampaikan secara sederhana dengan menghasilkan output yang nyata sehingga hal ini dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dari kegiatan KSR.
Uskup Keuskupan Palangka Raya, Mgr.Aloysius Sutrisnaatmaka, MSF. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa sangat anutusias mendukung kegiatan KSR apalagi dengan tema utama yaitu mengenai Krisis Ekologi yang merupakan masalah global yang dihadapi oleh seluruh dunia dengan perspektif masing-masing serta pengaruh dan dampak yang bebeda menjadi masalah yang harus diperhatikan.
Uskup juga menambahkan, tema yang saat ini diangkat merupakan tema yang cerdas dan berani mengambil metode mendasar yang harus diselesaikan, terkait dengan masalah polusi, banjir yg semakin lama mendegradasi kualitas hidup masyarakat sehingga hal ini harus ditanggapi melalui usaha yang sederhana melalui gerakan kecil untuk menghadapi krisis ekologi saat ini dan merespon krisis ekologi yang mengancam kita semua.
Uskup keuskupan Palangka Raya juga menyampaikan harapannya melaui KSR ini hasilnya akan menjadi nyata dan dirasakan oleh masyarakat.
“Semoga hasil KSR ini dapat dirasakan secara nyata dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya. (JM)