Dialog Lintas Agama, Rajut Persatuan dalam Keberagaman

RAJUT PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN. Jakarta, verbivora.com – “Unity in diversity, Persatuan dalam Keberagaman.” Itulah tema besar yang didiskusikan dalam dialog kebangsaan lintas agama yang bertempat di Sekretariat PBNU, senin ( 7/11/16). Kegiatan yang dimulai sejak pukul 13.00 Wib ini berlangsung dengan penuh gagasan kebhinekaan.
Dialog Lintas Agama, Rajut Persatuan dalam Keberagaman
Dialog Lintas Agama, Rajut Persatuan dalam Keberagaman – Foto: Jipik Kago

Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Sahat Sinurat mengatakan, dialog publik tersebut sebagai wujud nyata konsistensi organisasi kepemudaan yang terus berupaya menjaga dan meerawat kebersamaan dalam payung Indonesia.

“Kondisi Indonesia belakangan yang penuh dengan dinamika kebangsaan tentu menjadi hal yang urgen untuk didiskusikan, demi menjaga Keindonesiaan kita”. Ujar Sahat.

Dialog yang diselenggarakan oleh PP GMKI ini juga dihadiri oleh perwakilan dari PP PMKRI, NU, KMHDI, PP GMKI dan perwakilan dari UCC ( Unity Church of Canada), WSCF (World Student Christian Federation).

Salah satu perwakilan WSCF, Mrs. Jordan mengapresiasi dialog dan keberagaman yang terjadi di Indonesia. “Kami berharap dialog dengan menghadirkan perwakilan lintas agama ini perlu terus dilaksanakan. Tentu toleransi, pluralisme perlu dijaga di Indonesia yang majemuk ini”, ujarnya.

Sementara itu, Julwandry Munthe, Perwakilan PP PMKRI menyentil dengan tegas terkait Pancasila dan manifestasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia pun menekannkan cinta kasih sbagai semangat yang selalu mendasari praktik hidup berbangsa dan bernegara.

“PMKRI berdiri tegak sebagai kader gereja dan bangsa. Tentu dengan spirit Cinta Kasih, kita berupaya berkontribusi dalam membangun bangsa, menjaga persatuan dalam keberagaman,” kata Julwandry.

Menurut Julwandry, Pancasila dan Bhineka tunggal Ika itu final. Karena itu, wajib hukumnya agar dilestarikan dalam bentuk kita implementasikan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.* (Jipik Kago/AT)

Exit mobile version