Bertemu Tim 11 Tutup TPL, PMKRI Dukung Tuntutan Tim 11 Tutup TPL


JAKARTA, VERBIVORA.COM– Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) bertemu dengan Tim 11 tutup TPL, rabu (28/07/2021).  

Tim 11 ini merupakan tim yang terdiri dari 11 orang yang memutuskan melakukan aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta dalam rangka bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk mneyampaikan tuntutan tutup perusahaan PT. Toba Pulp Lestari.

Dalam pertemuan tersebut salah satu dari Tim 11, Togu Simorangkir bercerita tentang pengalaman Tim 11 Tutup TPL selama jalan kaki menuju Jakarta dimana aksi jalan kaki ini juga ditayangkan secara live sehingga mendapat dukungan besar dari netizen. 

“Banyak dukungan dan solidaritas dari masyarakat luas dan netizen terhadap aksi tutup TPL ini, termasuk juga kehadiran PP PMKRI pada hari ini,” jelas Togu 

Benidiktus Papa selaku Ketua Presidium PP PMKRI kepada verbivora mengatakan,”pertemuan ini merupakan bentuk dukungan dan solidaritas  terhadap tim 11 yang telah melalui perjalanan yang panjang dari Toba hingga ke Jakarta. Aksi yang  telah dilalui selama 44 hari ini tentu saja sangat melelahkan, namun dengan semangat pantang menyerah akhirnya mampu mengantarkan tim 11 ke Jakarta dengan harapan segera bertemu dengan Presiden Joko Widodo.” 

Ia juga menambahkan, “PP PMKRI sedari awal memang memiliki fokus terhadap permasalahan lingkungan dan masyarakat adat,  maka dengan adanya aksi yang dilakukan oleh Tim 11 Tutup TPL, PMKRI kiranya dapat mengambil bagian dan bersuara tentang permasalahan ini, sebab isu tutup TPL beririsan langsung dengan kehidupan masyarakat adat dan lingkungan hidup.”

 Alboin Samosir selaku Presidium Gerakan Kemasyarakatan PP PMKRI, meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk menerima kedatangan Tim 11 Tutup TPL dalam menyampaikan pandangannya terkait dengan aksi penutupan perusahan bubur kertas yang beroperasi di sekitaran Danau Toba. 

Alboin menambahkan, “Dengan adanya pertemuan ini kiranya Presiden Joko Widodo segera dapat mengambil langkah konkrit dan memberikan perhatian serius untuk menutup perusahaan  bubur kertas yang telah beroperasi puluhan tahun di Sumatera Utara. Aksi yang dilakukan oleh Togu Simorangkir dan kawan-kawan di tim 11 merupakan akumulasi dari kesengsaraan warga yang terdampak dan rusaknya lingkungan hidup di sekitaran danau toba.”

“Aksi berjalan kaki yang dilakukan tim 11 dari Toba ke Jakarta sepanjang 1700 Kilometer menjadi catatan penting dalam sejarah perjuangan masyarakat adat dan sejumlah elemen masyarakat lain dalam upayanya untuk segera menutup perusahaan TPL. Serangkain aksi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat sering sekali berakhir sebagai pepesan kosong.” Ujarnya. 

Lanjut Alboin, menurut aliansi gerak Tutup TPL, sejak 2008, perusahaan bubur kertas ini telah menggunduli sekitar 26. 762 hektar hutan lindung, dimana dampak dari penggundulan hutan yang disulap menjadi hutan ekaliptus yang beberapa kali mengakibatkan bencana ekologis seperti longsor, berkurangnya debit air danau Toba, dan serangkain konflik dengan puluhan komunitas masyarakat adat yang berujung pada penganiayaan dan kriminalisasi. 

“Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang dapat menyelamatkan Lingkungan Danau Toba dari kerusakan ekologis dan serangkaian kisah pilu yang dialami oleh masyarakat adat adalah dengan menutup perusahaan bubur kertas ini secera permanen, sebab dengan langkah tersebutlah kedaulatan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.” tutupnya. *(JM)

Exit mobile version