Bersyukur Dalam Segala Hal

Ket. seorang gadis sedang berdoa di depan patung Bunda Maria yang sedang menggendong bayi Yesus. (sumber foto: Dok. Pribadi Paulus G. Galgani)

Oleh: Paulus Gemma Galgani*
Dalam sebuah perjalanan hidup, akan selalu ada tantangan dan rintangan
yang dihadapi oleh kita semua. Ked
uanya erat memainkan perannya dalam laku hidup manusia. Hal ini adalah
konsekuensi logis dari hakikat hidup seorang manusia
. Bagi orang beriman, kita akan menyadari hal ini bahwa
Tuhan tidak selalu mencintai manusia dengan segala hal yang serba ada seturut keinginan
kita, namun akan ada masa Tuhan menguji kesabaran, ketegaran untuk meneguhkan iman
dan hidup kita.
Kita sebagai umat beriman hendaknya mampu menghadapi
tantangan dan rintangan yang ada. Karena selama
memikul salib hidup di dunia ini, kedua hal
tersebut akan selalu melekat
, terus
berdatangan dan berdiam dalam tapak-tapak hidup kita.
Bijak dalam menghadapi kedua hal
tersebut adalah modal yang besar untuk kita mencapai kesuksesan dalam hidup.
Berbicara mengenai kesuksesan dalam hidup tidak hanya
mengenai hal-hal yang besar,
seperti sukses sebagai TNI, Polri, PNS, Pengusaha
dsb. Sukses adalah keadaan dimana dari yang semula tidak mampu menjadi mampu,
contohnya saat kita masih balita tidak bisa untuk berjalan, tetapi setelah
melalui proses yang panjang akhirnya dapat berjalan secara mandiri.
Makna kesuksesan setiap
orang tentunya sangat berbeda-beda dan tidak bisa disamakan satu dengan yang
lain. Hal tersebut dimungkinkan karena setiap orang memiliki pengalaman
hidupnya sendiri.
Namun substansi dari semua makna kesuksesan adalah kemampuan kita
dari yang tidak mampu menjadi mampu.
Dalam menghadapi tantangan dan rintangan menuju
kesuksesan hidup, kita akan mengalami keadaan dimana kita merasa terpuruk,
sakit hati, tidak ada harapan, terkucilkan dsb. Untuk itu jawaban dari semua
masalah yang kita hadapi adalah berdoa, kita menyerahkan seluruh
harapan-harapan yang goyah, yang
kandas dan seluruh lika-liku perjalanan kepada
Tuhan agar kita senantiasa diberkati
dan di
teguhkan dalam menghadapi masalah yang dialami.
Di dalam hidup jika
kita selalu menyertakan Tuhan maka implikasi yang positif akan selalu kita rasakan
setiap
detak waktu dalam karya dan misi hidup kita. Penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan membuat diri kita dimampukan saat menghadapi masalah yang begitu berat
. Ketika berhadapan dengan
situasi yang demikian, yang dibutuhkan
adalah tenang, dan berdamai
dengan diri kita. Dalam ketenangan kita akan menemukan jalan
utama dalam menyelesaikan setiap
masalah.
Pengalaman adalah guru terbaik yang mengajarkan
pentingnya kesabaran, ketabahan, dan ketulusan dalam menghadapi tantangan dan
rintangan yang terjadi.
Segala pengalaman yang pahit harus dirasakan dan harus mampu dilalui karena merupakan tawaran atas iman dan siklus hidup
manusia.
Selain pengalaman yang dapat meguatkan kita dalam
menghadapi setiap persoalan hidup
, bersyukur adalah
kunci utama
bagi kita untuk dapat merasakan kasih Allah yang begitu besar dan  anugerah-Nya atas hidup kita. Di balik rasa bersyukur yang dengan
penuh ketulusan dan keikhlasan hat
i bagi iman Katolik, terkandung makna bahwa Tuhan Yesus Kristus tidak akan pernah meninggalkan
umat
-Nya dalam menghadapi
persoalan-persoalan dalam hidup yang sedang terjadi.
Dengan bersyukur hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya
akan terjadi dengan
sendirinya. Hal-hal yang tidak kita duga
antara lain adalah kemudahan-kemudahan dalam menjalani hidup, rejeki yang kita
terima setiap hari, dan ketenangan hati dalam menghadapi setiap persoalan hidup
ini.
Terkait konteks ini, terdapat kutipan Kitab Suci yang maknanya sangat mendalam yaitu dalam 1 Tesalonika 5 : 18 tertulis “Mengucap syukurlah dalam segala
hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.
Dari kutipan tersebut kita dianjurkan untuk dapat mengucap syukur dalam segala
hal di dalam hidup kita. Karena rasa syukur yang diresapi dengan penuh
ketulusan berdampak pada hidup  kita yang
senantiasa sabar, tenang, dimudahkan, dan dimampukan untuk
berdamai dengan segala persoalan.
Tuhan Yesus Kristus sendiri yang menjadi teladan hidup
kita, Dia rela turun ke
dunia yang memiliki tujuan utama
yaitu menyelamatkan manusia dari
segala belenggu dosa.
Kita harus bersyukur karena kasih Yesus yang begitu besar kepada kita manusia.
Tugas kita di
dunia yang utama adalah menghayati ajaran dan karya penyelamatan-Nya sebagai spirit iman
dalam ziarah hidup kita di dunia
.
Berpegang teguh pada prinsip hidup seorang iman Katolik ini, Santo Yakobus pernah berkata bahwa, “Iman tanpa Perbuatan pada hakikatnya Mati”. Santo Yakobus tidak hanya
mengingatkan kita akan pentingnya menanamkan ajaran dari Yesus Kristus sebagai
Putra Allah ke dalam keseharian kita, akan tetapi bagiamana kita sebagai
anak-anak Tuhan tetap teguh memikul kembali salib hidup kita  menuju pergulatan dan teka-teki hidup.
Teladan dan seluruh
ajaran
dari Tuhan Yesus Kristus sendiri merupakan sumber, iman, kekuatan
jiwa dan karya hidup kita di dunia ini sebagaimana tertulis dalam Injil
Matius 17 : 20 “Ia berkata kepada
mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata
kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini kesana,- maka gunung ini akan pindah,
dan takkan ada yang mustahil bagimu”.
Iman dan rasa Syukur adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan, karena didalam iman terdapat rasa syukur, dan didalam rasa syukur
terdapat iman yang besar kepada Tuhan Yesus Kristus.

 *penulis adalah Wakil Sekjen 1 PP PMKRI Sanctus Thomas Aquias periode 2018-2020.

Penulis: Paulus G. Galgani

Editor: Yogen Sogen

Exit mobile version