BADJA NTT Lahirkan Lima Sikap Kebhinekaan

NTT DIASPORA RAWAT KEBHINEKAAN. Jakarta, verbivora.com – Merawat kebhinekaan adalah tugas bersama segenap anak bangsa. Ia tidak pernah memandang asal suku, agama ataupun ras. Siapapun itu, punya tanggung jawab yang sama demi tercapainya keutuhan negara Indonesia.
BADJA NTT Lahirkan Lima Sikap Kebhinekaan
kelompok pendukung Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (BADJA) NTT – Foto: Floresa.com

Sebagai bentuk manifestasi atas kesadaran merawat kebhinekaan tersebut, masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) diaspora yang berada di wilayah DKI Jakarta menggelar diskusi publik di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016).

Dalam diskusi bertajuk “Merawat Kebhinekaan Menjaga Indonesia” itu, masyarakat NTT yang tergabung dalam kelompok pendukung Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (BADJA) tersebut, melahirkan beberapa gagasan kebangsaan yang juga menjadi sikap kebhinekaan mereka.

Pertama, warga diaspora  NTT di Wilayah DKI Jakarta sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat NTT memandang bahwa kebhinekaan Indonesia yang termanifestasi dalam Pancasila sudah Final.

Kedua, warga diaspora NTT menegaskan bahwa masyarakat NTT secara turun temurun telah diwarisi kehidupan dalam nuansa kebinekaan yang diterima sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ketiga, Warga Diaspora NTT bertekad  untuk merawat kebinekaan dan menjaga Indonesia dengan semangat; “100 persen NTT 100 persen Indonesia!”.

Keempat, Warga diaspora NTT memandang bahwa realitas kebinekaan merupakan sarana untuk saling memahami, saling menerima, saling mengingatkan dan saling menolong satu sama lain.

Kelima, Warga diaspora NTT mengambil inisiatif untuk membangun silaturahim dan komunikasi dengan semua elemen bangsa untuk merawat kenhinekaan dan menjaga Indonesia.

Diskusi publik tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh asal NTT, diantaranya Melchias Markus Mekeng, Petrus Salestinus, Gega Kasmin, Marsel Ado Wawo, Honing Sany dan sejumlah tokoh lainnya.

Melchias Markus Mekeng, yang menjadi penanggungjawab BADJA NTT  menyoroti soal potensi perpecahan di Indonesia lantaran terjebak dalam sektarianisme dan fundamentalisme yang membahayakan.

“Kondisi ini cepat atau lambat dapat mengancam dan membahayakan persatuan nasional,” ujar Melki.

Dalam kesempatan itu juga, kelompok warga NTT Diaspora turut menyatakan dukungan terhadap pilihan pasangan petahana untuk melangkah menuju DKI I pada 2017 mendatang.* (AT)

Exit mobile version