Andre Pareira dan Catatan di Balik Tunggang Kuda

DI BALIK DIPLOMASI TUNGGANG KUDA. verbivora.com – Kunjungan Presiden Jokowi ke kediaman Prabowo Subianto, mantan pesaingnya dalam pilpres 2014 lalu dan Ketua partai besar yang tidak berada di pemerintah itu mempunyai makna yang penting dan urgent untuk situasi negara. Demikian kata Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira kepada verbivora.com, Selasa (1/11/2016).
Andre Pareira dan Catatan di Balik Diplomasi Tunggang Kuda
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira – Sumber : ist.

Menurut Hugo, terdapat beberapa catatan penting yang bisa dipelajari bersama dalam kesempatan pertemuan kedua tokoh politik nasional tersebut. Pertama, kedua pemimpin ini menurut Andre mampu mengatasi ego demi sebuah kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

Kedua, sebagai presiden, Jokowi telah memperlihatkan sikap kerendahan hati sekaligus keberanian untuk berbicara dengan figur yang tepat agar secara bersama meredahkan berbagai ketegangan politik yang terjadi. “Ini menunjukan intuisi politik yang tajam,” kata jebolan Doktor Politik Internasional dari Universitas Giessen tersebut.

Ketiga, reaksi Prabowo yang penuh persahabatan menyambut Jokowi menurut Hugo merupakan ekspresi sikap kenegarawanan Prabowo. “Pertemuan yang kemudian diekspresikan dengan sikap yang sama dalam memandang demonstrasi, penegakan hukum, keamanan dan ketertiban masyarakat, paling tidak memberi kesejukkan di tengah isu-isu demo besar pada 4 November mendatang,” ungkapnya.

Keempat, pertemuan tersebut diakhiri dengan bersama menunggang kuda. Hal tersebut kata dia, menunjukkan bahwa upaya kedua pemimpin ini untuk mau saling memahami, dan mengajak rakyat pun agar lebih  rileks menghadapi situasi politik saat ini.

Seperti yang diketahui, Mantan Komandan Jendral Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan Mantan Wali Kota Solo itu pernah bersaing ketat dalam Pemilu Presiden 2014 lalu. Persaingan itu memang masih terasa hingga saat ini, apalagi bagi kelompok pendukung kedua petarung.

Namun, perbedaan pilihan politik, kalah dan menang dalam sebuah pertarungan tidak harus menyulut amarah dan dendam. Pertemuan akrab di Hambalang yang diselingi acara makan siang dan berkuda itu diharapkan mampu mengikis sisa-sisa rivalitas antara kedua tokoh tersebut.* (Andy Tandang)

Exit mobile version