Polisi Menangkap Aktivis PMKRI – Foto: ist |
Hal tersebut disampaikan Presidium Gerakan Kemasyarakatan PP PMKRI Lodovikus Roe dalam keterangan resmi di Margasiswa PMKRI, Jln. Dr. Samratulangi No. 1, Menteng Jakarta Pusat.
“PMKRI mengencam keras tindakan brutal yang dilakukan aparat kepolisian Polrestabes Makasar terhadap aktivis PMKRI dalam aksi memperingati hari buruh siang tadi,” tegas Roe.
Roe menegaskan, tindakan semena-mena yang dilakukan aparat kepolisian Polrestabes Makasar menunjukkan prilaku arogansi dan premanisme aparat yang tidak beradab.
Menurut Roe, polisi seharusnya mampu menunjukkan model pelayanan yang humanis tanpa harus beringas dan sok hebat. Hal tersebut, katanya, merupakan dampak dari pendidikan yang diterima oleh aparat kepolisian kita yang cendrung memperkuat fisik tapi lupa memupuk kualitas otak.
“Aparat kepolisian saat ini cendrung menggunakan gaya preman dan brutal dalam menangani setiap persoalan, ini menunjukkan tidak berbobot dan beradabnya aparat kepolisian kita” tegas mahasiswa pascasarjana Universitas Pancasila itu.
PMKRI juga mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolrestabes Makasar dan Kapolda Sulsel karena dinilai gagal memahami tupoksi sebagai pengayom masyarakat.
”Kami mendesak Kapolri untuk segera mencopot Kapolrestabes Makasar dan Kapolda Sulsel yang tidak becus memahami tugas pokok mereka sebagai pengayom masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, PMKRI, kata Roe, mendesak Kapolri untuk mengeluarkan anggota PMKRI yang saat ini ditahan di Polrestabes Makasar.
“Kami minta aparat Polrestabes Makasar untuk segera mengeluarkan kativis PMKRI yang ditahan” tegasnya.* (AT)