Ilustrasi Peretas – Sumber: internet |
Pencurian data itu terjadi di Biro Meteorologi Australia yang memiliki kaitan dengan Kementerian Pertahanan. Situasi serupa pernah terdeteksi pada 2015 dan sejumlah media mengaitkan hal ini dengan China. Sebelumnya, pemerintah AS juga menuduh China meretas sejumlah situs resmi badan pemerintah dan beberapa perusahaan swasta.
Pada 2013, para peretas China dituduh mencuri cetak biru rahasia rencana pembangunan kantor dinas rahasia Australia yang baru. Pusat Keamanan Siber Australia (ACSC) dalam laporannya yang dirilis Rabu (12/10/2016), menyebutkan adanya pencurian data tersebut.
“Kami tak mempersempit dugaan ke negara tertentu, tetapi kami telah mengindikasikan bahwa spionasi siber memang sedang terjadi,” kata Dan Tehan, penasihan PM Malcolm Turnbull urusan keamanan siber.
Laporan itu memaparkan, lembaga keamanan siber nasional, Australian Signals Directorate (ASD), terlah mengindentifikasi adanya remote access tool (RAT) dalam sistem komputer biro meteorologi pada 2015. “RAT ini juga pernah digunakan untuk menembus jaringan komputer lembaga pemerintah lain,” demikian keterangan ASD.
“ASD mengidentifikasi bukti adanya pencarian dan penggandaan dokumen dalam jumlah yang belum diketahui dari jaringan komputer badan itu. Informasi ini nampaknya dicuri negara musuh,” tambah ASD.
Laporan itu menambahkan di saat serangan siber terhadap pemerintah, infrastruktur dan industri meningkat dalam beberapa tahun terakhir, risiko serangan kelompok teroris justru menurun.*
Andyka