Dualisme Kampus UNIPA, PMKRI Maumere Gelar Mimbar Bebas Di Hari Pendidikan

Foto. Dok. Pribadi

MAUMERE,Verbivora.com- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia (PMKRI) merupakan  organisasi perjuangan dan peminbaan kaum muda
yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur kristianitas, intelektualitas, dan
fraternitas. Sebagai organisasi perjuangan PMKRI dituntut untuk peka terhadap
fenomena yang terjadi di masyarakat.

Dalam rangka memperingati  Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS), PMKRI menggelar mimbar bebas yang berlangsung di patung selamat
datang di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur Sikka
Rabu[2/05/2018] sore.
Ketua lembaga advokasi Hukum dan HAM, Flafianus Kebha (vicky)
dalam orasinya  mengatakan  pendidikan di Indonesia, masih bersifat
tradisional karena yang diutamakan adalah mengentaskan buta huruf/baca
tulis. 
Pedidikan harus menjadi prioritas bagi kaum muda. Pendidikan di
Indonesia harus menjadi industri profesi agar setiap alumnus yang selesai
mengenyam pendidikan dapat memiliki pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu.
Pendidikan di Indonesia harus bisa mengentaskan pengangguran.
Mengerucut pada persoalan pendidikan di Kabupaten Sikka, banyak
lembaga-lembaga pendidikan yang sangat minim fasilitas pendukung, kekurangan
staf pengajar, uang sekolah yang mahal. Banyak pemuda-pemuda di Sikka yang
tidak merasakan dunia pendidikan hanya karna mahalnya uang sekolah.
Dalam UUD 1945 alinea keempat berbunyi “Mencerdaskan Kehidupnan
Bangsa dan Ikut  Melaksanakan Ketertiban Dunia”, “ini berarti negara punya
tanggung jawab utuk memperhatikan dunia pendidikan dengan lebih intens. Dan
menyangkut ketertiban dunia sangat sensitif dengan SDM yang dimiliki setiap
individu. Orang yang memiliki pendidikan bagus akan menjaga keamanan dan
ketertiban di negara ini.” Tegas Vicky.
Terkait kendala-kendala yang ada di Kabupaten Sikka di dunia
pendidikan , Vicky berharap agar pemerintah kabupaten Sikka bersama seluruh
elemen kabupaten Sikka melihat dunia pendidikan sebagai persoalan yang sangat
penting demi memanusiakan manusia dan semoga di momen hari Pendidikan Nasional
kali ini pemerintah  segera me-negeri-kan kampus UNIPA Maumere yang
menjadi kebanggaan masyarakat Sikka.
Presidium kaderisasi, Aris Raga, menjelaskan bahwa pendidikan
merupakan  garda terdepan demi kemajuan suatu negara. ”Pendidikan yang
bersifat humanis akan membawa dampak yang positif dan melahirkan
generasi-generasi bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai jalan keluar
terhadap kondisi negara yang carut-marut. UU pasal 31 ayat 1 mengatakan bahwa
masyarakat Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak  dan berkualitas”
ucapnya
Aris menambahkan bahwa sesuai dgn UU di atas permasalahan dunia
pendidikan di Kabupaten Sikka juga harus ditingkatkan . “Kampus UNIPA yang
menjadi ikon masyarakat Sikka yang akhir-akhir ini selalu dikaitkan dengan
persoalan status kepemilikan yang tidak jelas, harus segera diselesaikan agar
tidak ada dualisme yang akan menghancurkan kampus UNIPA seperti yang dialami
kampus Kanjuruan Malang hingga dibekukan karna persoalan status 
 kepemilikannya tidak jelas” tutur Aris.
Sementara itu kader PMKRI  Yuvensia Da Ellce
menuturkan,  “pendidikan Indonesia meski sudah tercemar dan dikotori oleh
politik dan dikomersialisasi, tapi, harapan itu masih ada untuk pendidikan
Indonesia yang lebih baik dan siap membawa manusia menuju impiannya. Oleh karena
itu kami dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia mengharapkan
lembaga pemerintahan, instansi- instansi pemerintah untuk menindaklanjuti
masalah pendidikan terkhususnya di Kabupaten Sikka” tutup Yuvensia.

RELATED ARTICLES

Most Popular