Sebanyak 397 Peserta Mengikuti MPAB PMKRI Kupang

Dalam
homilinya,
Max Un Bria menghimbau kepada peserta MPAB dan segenap anggota PMKRI Cabang
Kupang agar  tidak takut dalam karya, perjuangan dan berani mengedepankan
nilai kekatolikan yang humanis, ujar Pastor Moderator PMKRI Cabang Kupang ini.

 peserta MPAB.

Ketua Panitia Pelaksana, Sarlianus Poma menjelaskan, MPAB PMKRI adalah sebuah
pembinaan formal dasar di tingkat cabang. Disebut pembinaan formal dasar karena
pada tahap ini calon anggota diberi dan diperkenalkan soal nilai-nilai PMKRI.

Ia menyebutkan, MPAB juga merupakan sebuah wadah bagi calon anggota untuk
berproses di PMKRI  Kupang, sebuah proses untuk membina diri dan membentuk
karakter calon anggota untuk menjadi kader yang militan dan peka terhadap
segala persoalan-persoalan sosial,” katanya.

MPAB juga adalah proses kaderisasi. Proses kaderisasi bukan merupakan tanggung
jawab perorangan, melainkan tanggung

jawab bersama seluruh anggota
PMKRI. Dalam proses pelaksanaan ini, PMKRI tetap berpegang teguh pada tiga
benang merah, yaitu “Kristianitas, Intelektualitas, dan Fraternitas”.
Ketiga benang merah ini adalah nilai dan pedoman dasar yang terus dipegang oleh
setiap anggota PMKRI,” jelas alumni Program Studi Bahasa Inggris Universitas
Katolik Widya Mandira dalam laporannya.

Selanjutnya, dalam pidato Ketua Presidium PMKRI  Cabang Kupang,
Engelbertus Boli Tobin mengatakan, PMKRI adalah laboratorium tempat bersemainya
bagi kader-kader muda yang kemudian latih, dibina, dan dipersiapkan untuk menjadi
pemimpin bagi gereja dan bangsa di masa yang akan datang.

Sehingga, ke 397 peserta MPAB memilih untuk bergabung di PMKRI adalah pilihan
yang tepat untuk membina diri demi meningkatkan kualitas  diri secara
intelektual, emosional dan spiritual.

Ia menjelaskan, kader PMKRI  harus berada pada garda terdepan sebagai agen
perubahan, agent of social control dalam mengawal segala bentuk kebijakan
pemerintah.

Meyoroti situasi nasional,  lanjutnya, hari ini kita disuguhi dengan
sejumlah isu seperti SARA, hoax, ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa. PMKRI harus tegas meyikapi itu,” ujarnya.

Selain itu, secara khusus di NTT, masalah kemiskinan, rendahnya mutu
pendidikan, serta sumber daya manusia menjadi faktor utama terjadinya human
trafficking. Oleh karena itu, kader PMKRI harus progres, pro aktif,  dan
turut mengambil peran dalam menyelesaikan sejumlah masalah sosial di NTT
dengan  konsep, ide, gagasan, solusi yang konstruktif,” jelas mantan
Ketua Umum API Reinha tersebut.

Kepada peserta MPAB dan segenap anggota PMKRI,  Engelbertus mengajak agar
kader PMKRI tetap menjaga idealisme, independensi demi keutuhan dan kokohnya
PMKRI dan jangan mudah terjebak dalam pragmatisme di tengah momentum politik
menuju Pemilu 2019.

Sementara itu, Eman Mujiran mengapresiasi Stering Comite, Organizing Comite
yang bekerja maksimal dalam merekrut ratusan perserta MPAB PMKRI Cabang Kupang.

Ini merupakan tanggung jawab bersama dalam proses kaderisasi di
Perhimpunan,” hal ini disampaikan dalam sambutannya mewakili alumni.

Ia juga menuturkan bahwa menjadi seorang pemimpin harus memiliki tiga hal
yaitu,  konseptor, kompetensi dan koneksi atau networking. Sehingga,
kepemimpinan tidak tenggelam.

Dihadapan peserta, Eman membuka kegiatan MPAB PMKRI Cabang Kupang dengan resmi.

Untuk diketahui, kegiatan MPAB akan dilaksanakan pada tanggal 09 sampai dengan
16 September 2018 di Buraen.

RELATED ARTICLES

Most Popular