Ket. berbagai macam busana adat Nusantara turut mewarnai deklarasi #Kita_Indonesia oleh PMKRI bersama ratusan warga Kota Malang di lokasi Car Free Day, Idjen.(Foto. Dok. Pribadi/R. Namang) |
MALANG, VERBIVORA.COM- Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia menggelar deklarasi #Kita_Indonesia di
lokasi Car Free Day, Idjen, Kota Malang (30/9).
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia menggelar deklarasi #Kita_Indonesia di
lokasi Car Free Day, Idjen, Kota Malang (30/9).
Kegiatan yang
menghimpun massa 500an orang itu mengetengahkan tema “Merawat Persatuan
Indonesia” untuk merespon isu SARA jelang pemilihan presiden 2019
mendatang.
menghimpun massa 500an orang itu mengetengahkan tema “Merawat Persatuan
Indonesia” untuk merespon isu SARA jelang pemilihan presiden 2019
mendatang.
“Tak bisa
dipungkiri isu SARA menjadi komoditas politik, dan dampak kerusakan sosialnya
sangat terasa di akar rumput”, kata Rinto Namang, Presidium Gerakan
Kemasyarakatan Pengurus Pusat PMKRI.
dipungkiri isu SARA menjadi komoditas politik, dan dampak kerusakan sosialnya
sangat terasa di akar rumput”, kata Rinto Namang, Presidium Gerakan
Kemasyarakatan Pengurus Pusat PMKRI.
Lebih lanjut,
Ia menyebut bahwa tujuan daripada kegiatan deklarasi #Kita_Indonesia merupakan
respon mahasiswa terhadap isu SARA yang berkembang dengan mengajak sebanyak
mungkin mahasiswa dan masyarakat umumnya bersama-sama menjaga persatuan.
Ia menyebut bahwa tujuan daripada kegiatan deklarasi #Kita_Indonesia merupakan
respon mahasiswa terhadap isu SARA yang berkembang dengan mengajak sebanyak
mungkin mahasiswa dan masyarakat umumnya bersama-sama menjaga persatuan.
” Tujuan
kita agar semangat persatuan tetap terjaga meski di sana-sini banyak yang ingin
mengoyak bingkai keindonesiaan kita dengan SARA”, tandasnya.
kita agar semangat persatuan tetap terjaga meski di sana-sini banyak yang ingin
mengoyak bingkai keindonesiaan kita dengan SARA”, tandasnya.
Ia menuturkan
bahwa PMKRI akan selalu konsern pada isu persatuan Indonesia dan komit untuk
memerangi isu SARA.
bahwa PMKRI akan selalu konsern pada isu persatuan Indonesia dan komit untuk
memerangi isu SARA.
“Sebagai
mahasiswa, sudah menjadi tugas kita untuk menjaga persatuan bangsa dan memupuk
toleransi antarsesama anak bangsa”, imbuhnya.
mahasiswa, sudah menjadi tugas kita untuk menjaga persatuan bangsa dan memupuk
toleransi antarsesama anak bangsa”, imbuhnya.
Lulusan Sekolah
Tinggi Filsafat Driyarkara itu menambahkan bahwa momentum harusnya dirayakan
dengan sukacita bukan pertentangan dan kebencian.
Tinggi Filsafat Driyarkara itu menambahkan bahwa momentum harusnya dirayakan
dengan sukacita bukan pertentangan dan kebencian.
“Memilih
pemimpin memang penting untuk periodisasi 5 tahunan, tetapi yang jauh lebih
penting adalah menjaga Indonesia agar tetap lestari,” kata dia.
pemimpin memang penting untuk periodisasi 5 tahunan, tetapi yang jauh lebih
penting adalah menjaga Indonesia agar tetap lestari,” kata dia.
Dia juga
menghimbau agar perbedaan pandangan jangan sampai mencederai nilai-nilai kemanusiaan
dan kebangsaan. Perbedaan harus
dirayakan, kemanusiaan harus dijunjung tinggi, dan persatuanlah yang
menjembatani semua itu.
“Mari kita
bersama-sama merawat tenun kebangsaan sebab Indonesia jauh lebih utama dari
segala perbedaan. Di atas segalanya, Indonesia harus kita syukuri sebagai
anugerah yang harus dilestarikan,” kata dia.
bersama-sama merawat tenun kebangsaan sebab Indonesia jauh lebih utama dari
segala perbedaan. Di atas segalanya, Indonesia harus kita syukuri sebagai
anugerah yang harus dilestarikan,” kata dia.