Beranda Update Mekeng: Kekuatan Saya Adalah Doa

Mekeng: Kekuatan Saya Adalah Doa

0
Mekeng: Kekuatan Saya Adalah Doa
Ket. Melchias Marcus Mekeng,  Ketua Fraksi Partai Golkar DPR-RI
Bagi banyak kalangan politik itu kotor karena di dalamnya ada tukar tambah kepentingan, korupsi, tipu muslihat demi mengejar kepentingan pragmatis. Meski demikian, tidak sedikit yang berpandangan bahwa politik itu pada dasarnya baik walaupun di sana-sini kerap terjadi tindakan amoral yang bertentangan dengan esensi politik itu sendiri.
Politik pada dasarnya baik karena memiliki tujuan yang mulia yakni kemaslahatan banyak orang. Politik adalah cara untuk mewujudkan dan mendistribusikan keadilan kepada seluruh rakyat melalui praksis kekuasaan. Oleh karena itu ia harus digulati dengan kesungguhan hati dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya agar semua orang boleh merasakan keadilan.
Bagi Melchias Markus Mekeng, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR-RI, politik adalah jalan untuk mengubah nasib bangsa. Politik adalah sarana untuk menghasilkan keadilan bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali.

Jika anda ingin memperbaiki situasi bangsa hari ini, maka berpolitiklah karena semua sendi-sendi kehidupan kita adalah produk politik,ujar anggota DPR-RI 5 periode itu dalam diskusi bertema Peran Politisi Katolik Dalam Mewarnai Percaturan Politik Hari Iniyang digelar oleh Pengurus Pusat PMKRI, Menteng, Jakarta (10/7). 

Menurutnya, dalam politik, uang bukanlah yang utama. Yang utama dan terpenting adalah basic knowledge seorang politisi untuk menimbang mana yang benar dan mana yang salah agar kebijakan dan keputusan politik yang dihasilkan berpihak kepada bonum communae.
Uang bukanlah yang utama. Jika anda punya pengetahuan yang baik maka anda tahu kepada siapa anda akan berpihak sebab mereka yang berpolitik tanpa prinsip akan mudah terombang-ambing oleh tawaran duniawi,ujar alumnus Sekolah Regina Pacis Jakarta itu.
Selain itu, ia mengingatkan dalam politik seseorang harus memiliki keutamaan awas diri yang membuatnya tahu diri, tahu batasan, tidak serakah tapi juga tidak pelit. Politik juga tentang performance. Ia harus tahu kapan berdiri, kapan harus tiarap. Harus tahu diri,tutur politisi yang mendaku banyak belajar tentang politik dari politisi kawakan Frans Seda.
Sebagai seorang Ketua Fraksi Partai Golkar yang membawahi 90 anggota DPR RI asal Partai Golkar dan Ketua Komisi XI, Mekeng sadar itu bukanlah tugas yang mudah. Ia selalu merasa ada kekuatan lain yang hadir membantunya di kala dirinya harus membuat keputusan besar dan sulit.
Kekuatan saya adalah doa. Setiap masalah yang saya hadapi, pengambilan keputusan, akan terasa seperti Tuhan sendiri hadir membantu saya memperjuangkan kepentingan umum. Tidak jarang juga saya seperti diselamatkan dari berbagai intrik politik yang ingin menghantam saya,ujar Koordinator Bidang Pemenangan DPP Partai Golkar Wilayah Timur yang memenangkan pasangan Jokowi-Maruf dalam Pilpres silam.
Kebiasaan berdoa itu datang dari dalam keluarga yang saleh karena kebiasaan mempraktekan doa dan devosi. Selain itu, ia mengakui bahwa kebiasaan berdoa tersebut juga semakin diperdalam sewaktu ia menempuh studi jenjang sarjana di Universitas Katolik Della Sale, Metro Manila, Filipina yang diasuh oleh para Jesuit.
Saya terbiasa berdoa di dalam keluarga dan ketika kuliah Filipina, kami berdoa setiap saat dan kebiasaan itu menjadi bagian dari hidup saya sampai sekarang,ungkapnya.
Sebagai politisi Katolik Mekeng berpendapat bahwa politik harus berpijak pada nilai dan prinsip keadilan agar berpolitik tidak dijadikan sebagai ruang untuk mencari keuntungan pibadi dan segelintir orang saja. Politik, baginya, menjadi sarana untuk menghadirkan rasa keadilan bagi sesama, bagi seluruh bangsa.
Saya dekat dengan para imam, Uskup, dan Suster yang dari mereka saya diberi masukan mengenai ajaran dan etika politik Gereja yang menjadi pegangan saya dalam berpolitik selama ini, sehingga saya tidak mudah tergoda oleh tawaran duniawi,ujar anggota DPR RI 5 periode ini.
Pemilihan presiden dan wakil presiden sudah usai, tapi tugas dan tanggung jawab kita akan keberlangsungan Indonesia tak pernah selesai. Mekeng mengingatkan bahwa di depan sana ada hal besar yang harus dijaga agar tidak pecah, dirawat agar tidak mati: Indonesia.
Baginya, hari ini tugas dan tanggung jawab seluruh bangsa adalah menjaga dan merawat Indonesia dan Pancasila dari ancaman ideologi asing yang ingin mengganti dasar negara dan mengubah bentuk negara.
Politik identitas tumbuh subur dan berpotensi memecah-belah bangsa. Pancasila diancam, NKRI dirongrong. Sebagai kader Gereja, kita harus ambil peran di garda terdepan untuk melawan ancaman tersebut,” kata dia tegas.
Mekeng menilai perjuangan politik untuk mempertahankan eksistensi negara bangsa ini hanya mungkin dilakukan di Dewan Perwakilan Rakyat.
Jika anda ingin berpolitik, jangan setengah-setengah. Masuk ke dalam kekuasaan dan dari sanalah anda memperjuangkan kepentingan politik bangsa dan negara ini, bertarung ide dan gagasan dengan kelompok-kelompok yang ingin mengubah dasar negara ini,ujar Mekeng