Melesatnya Iptek Terkikisnya Budaya

oleh: Ni Kadek Melda Lestari (Mahasiswa PGSD STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Bali)

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, merupakan sarana untuk memperluas wawasan dalam berbagai bidang. Sudah tidak asing lagi dan sangat tampak kini, terkait pengaruh teknologi pada pendidikan masa kini.

‘Melesatnya’ ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia menjadikan teknologi sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. Terkait dengan pendidikan, teknologi dan pendidikan sendiri memang tidak bisa dipisahkan begitu saja apalagi di era industri 4.0 seperti sekarang, di mana informasi dapat dicari dalam waktu singkat dari banyak sumber. 

Kendati demikian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Hal itu nampak  lewat penggunaan media daring, webinar, atau juga saling berkirim pesan di berbagai aplikasi seperti whatsapp, telegram, dan media sosial lainnya. Dengan perkembangan yang dimaksud, setidaknya kita juga mengetahui tentang berbagai hal lewat internet.

Di sisi lain, perkembangan itu, tidak tanpa dampak negatif. Bagi pengguna internet, misalnya, perkembangan teknologi itu sering membuat kita tidak mengalami kesulitan untuk mencari informasi, kendati kita perlu menyaring informasi itu dan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Terjadinya pemborosan waktu bagi anak-anak bahkan anak muda dengan keasikan ber-internet, kendati masih banyak hal lain yang harus dia lakukan.

Bahkan tak jarang, dengan majunya penggunaan internet, kita melupakan budaya. Padahal budaya yang mentradisi bagi setiap orang. Sebagaimana kita ketahui, budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi. Dalam arti itu, maka budaya, terutama budaya yang sifatnya tradisional tentu harus tetap dipertahankan kendati teknologi sudah sangat cepat kemajuannya. 

Kita pun harus memahami bahwa sebetulnya, perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era revolusi 4.0, memang tak terhindarkan. Pengaruh teknologi tidak hanya dalam dunia pendidikan saja melainkan pada kehidupan sehari-hari. Di dalam dunai pendidikan, misalnya, tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. 

Tidak hanya itu, dari segi kehidupan praktis, melesatnya iptek sering dianggap menjadi pedoman utama dalam beraktivitas, yakni mencari informasi, menghantarkan pesan bahkan ada yang menjadikannya itu sebagai sebuah sebuah mata pencaharian. Refleksi ini menjadikan individu tergantung pada teknologi. 

Dampak iptek yang paling terasa dalam kehidupan kita sehari-hari terkait budaya adalah masuknya budaya-budaya luar, terutama budaya Barat. Dengan adannya teknologi, individu cenderung ingian menyendiri, bersikap acuh tak acuh dengan dunia sekelilingnya. Tak bisa dipungkiri, perkembangan persat ini membuat anak-anak, para pelajar dan kalangan masyarakat lainnya mulai meninggalkan budayanya.

Budaya mulai terkikis dan dilupakan masyarakat, beberapa permainan tradisional seperti tajog, congklak, bermain lompat tali dengan karet, petak umpet sudah tidak lagi dimainkan oleh anak generasi sekarang, budaya leluhur kita sedikit demi sedikit dilupakan. Tidak hanya budaya leluhur yang terkikis, budaya karakter anak di sekolah juga mulai dilupakan seperti senyum, sapa, salam, sopan, santun. Toh, itu berkembang pesat, sebuahharapan tidak boleh putus, karena kita dimungkinkan untuk saling menyadarkan, penting untuk kita memulai dari diri sendiri. 

Marilah kita menggunakan teknologi dengan tepat dan bijak dalam penggunaannya. Selain itu dengan melesatnya teknologi, semua elemen masyarakat patut menjaga budaya kita. Belajar tidak dari teknologi dan akses internet saja, melainkan juga sangat mungkin dari budaya dan sejarah. Dengan itu, bisa menjadikan pembelajaran yang luar biasa. 

Salam Budaya.

*Penulis: Ni Kadek Melda Lestari (Mahasiswa PGSD STAH N Mpu Kuturan Singaraja, Bali)

RELATED ARTICLES

Most Popular