Toraja,Verbivora.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Toraja St. Paulus gelar Seminar Nasional dengan tema: Pendidikan Nasional Pasca Pandemi Covid 19 : Strategi & Kebijakan Nasional VS Implementasi Lokal.
Seminar Nasional dilaksanakan usai pelantikan DPC PMKRI Cabang Toraja St. Paulus Periode 2021/2022, bertempat di Ruang Pola Kator Bupati Tana Toraja, Jumat (29/01/2021).
Dengan menerapkan protokol kesehatan, Semianar Nasional dihadiri Narasumber dari berbagai latar belakang yaitu Dr.Oktavianus Pasoloran S.E.,MSi, Akt,Ca (Rektor UKI Toraja) , Theofilus Allo Rerung S.E (Bupati Terpilih Kabupaten Tana Toraja), Benidiktus Papa ,S.T (Ketua Pengurus Pusat PMKRI St.Thomas Aquinas) dan Bartholomeus Tandiayu’ (Dosen Universitas Atma Jaya Makasar).
Seminar Nasional juga dihadiri Pastor Moderator RD. Cornelius R. Tandiayu’, Ketua PMKRI Cabang Makassar, Ketua PMKRI Cabang Palopo, Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan, anggota penyatu, Pemerintah Daerah dan Kepala Kejaksaan Negeri Tana Toraja, tokoh pendidik, kelompok Cipayung, organisasi daerah, serta para undangan.
Ketua Presisidium PMKRI Cabang Toraja Suprianto Randa Bunga’ mengajak semua pihak untuk terlibat dalam krisis multidimensi akibat pandemi Covid-19 yang kini menjadi tantangan berat bersama.
“Dunia pendidikan kita mengalami shock berat karena peralihan yang begitu cepat dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring. Hal ini diperparah dengan belum meratanya pembangunan. Masih begitu banyak wilayah di Indonesia yang kesulitan mengakses jaringan internet”, ungkap Suprianto.
Lebih lanjut Suprianto menegaskan tentang pentingnya inovasi di sektor pendidikan dan juga mempertegas komitmen PMKRI Cabang Toraja untuk mengawal sistem pendidikan khususnya di Tana Toraja.
“Perkembangan teknologi masa kini menuntut kita untuk melakukan inovasi di segala sektor kehidupan, termasuk pendidikan. Saat ini, digitalisasi pendidikan juga harus menjadi perhatian. Oleh karena itu DPC dalam periode 1 tahun kedepan akan mendorong program PMKRI Mengajar”, lanjut Suprianto.
Ketua Pengurus Pusat Benidiktus Papa di awal seminar menyampaikan ucapan selamat kepada DPC yang telah ia lantik, serta memberikan dorongan bagi DPC untuk terus meningkatkan eksistensi dan keterlibatan yang riil di tengah masyarakat khususnya Tana Toraja.
“Saya menyampaikan proficiat untuk DPC yang baru, tetap eksis di bumi Lakipadada dan saya mendorong teman-teman untuk mengawal PMKRI jajakan Toraja Utara agar PMKRI sungguh terlibat dan hadir di seluruh pelosok negeri”, kata Benidiktus.
Beni juga menyoroti perihal rendahnya tingkat partisipasi masyarakat khususnya pendidikan dasar, dan akses pendidikan masyarakat terluar/tertinggal yang semakin sulit sehubungan dengan kebijakan pendidikan virtual akibat pandemi Covid 19 serta lulusan Akademi dan Perguruan Tinggi yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.
“Saya mengajak mahasiswa untuk terlibat langsung menjadi tenaga pendidik bagi sekolah dasar dan menengah yang dinilai paling terdampak dalam pendidikan sistem virtual. Saat ini 80 % lulusan Akademi dan Perguruan Tinggi bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan karena output dunia pendidikan tidak sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia. Ini menjadi tantangan bagi tenaga pendidik dan pengambil kebijakan di sektor pendidikan”, pungkas Beni.
Sementara itu, bupati terpilih Tana Toraja, Theofilus dalam pemaparannya menyatakan bahwa masa pandemi ini belum diketahui kapan berakhir.
Hal mendasar yang terporakporandakan adalah dunia pendidikan khususnya kita yang jauh dari akses jaringan yang memadai, selain itu masalah karakter dan kultur dimana masyarakat pada umumnya menyerahkan soal pendidikan pada sekolah formal.
“Kehilangan lingkungan sosial menyebabkan emosional anak tidak berkembang. Pembelajaran daring bahkan di daerah perkotaan, mengalami kesulitan yang sama soal interaksi dengan muridnya. Maka penting bagi tenaga pendidik untuk secara aktif bersama dengan orang tua untuk ikut terlibat dalam proses pendidikan” kata Theofilus.
Rektor UKI Toraja, Oktavianus Pasoloran juga menyampaikan tentang strategi peningkatan mutu pendidikan di Tana Toraja serta kebijakan UKI Toraja dalam menghadapi era New Normal.
“Perubahan paradigma pengelolaan sekolah dan Pendidikan Tinggi yakni kurikulum, media belajar, transformasi pembelajaran hingga penyediaan infrastruktur pendidikan seperti jaringan internet dan pengembangan sumber daya belajar lainnya harus dilakuka. Saat ini kami dalam tahap revitalisasi pengelolaan FKIP termasuk berbagai kebijakan sehubungan dengan pandemi Covid 19”, kata Oktavianus.
Bartholomeus Tandiayu juga menyampaikan tentang pentingnya dukungan terhadap pendidikan dari segala sektor khususnya PMKRI dan ormas-ormas lainnya yang tergabung dalam kelompok Cipayung.
“Kita membutuhkan dukungan dan kerjasama dengan pemerintah bersama adik-adik PMKRI dan ormas lainnya. Kita perlu mengingat kembali peran strategis organisasi kaum muda termasuk PMKRI sebagai agent of change, moral force, social control, independen, kreatif, kritis, mengasah kemampuan intelektual dan kepemimpinan mahasiswa, serta harmonisasi akademik dengan organisasi internal dan eksternal kampus”, tutupnya.
Foto Dok. PMKRI Cabang Toraja |