Remaja 19 Tahun Tewas Tertembak Saat Aksi Menentang Kudeta Militer Myanmar

 

Jakarta, verbivora.com  Seorang gadis 19 tahun ditembak mati di Myanmar sambil mengenakan kaus bertuliskan “segalanya akan baik-baik saja”. 

Angel, dikenal juga bernama Kyal Sin, tewas tertembak di kepala saat mengikuti demonstrasi menentang kudeta militer. 

Dia terbunuh di jalanan Mandalay pada Rabu (3/3/2021), dalam kerusuhan yang menewaskan sekitar 38 orang demonstran. 

Sempat terlihat dalam jepretan kamera fotografer, kaus bertuliskan “segalanya akan baik-baik saja” yang dikenakan Angel pun viral. 

Oleh pengguna internet, kata-kata yang terpampang di kaus gadis 19 tahun itu dijadikan sebagai simbol perlawanan. 

Myat Thu, yang bersama Angel saat dia ditembak mati, menceritakan keberanian gadis muda itu selama unjuk rasa. 

Myat mengungkapkan, Kyal Sin menendang pipa air agar pengunjuk rasa bisa mencuci muka setelah gas air mata. 

Selain itu seperti diberitakan Reuters, gadis yang mempunyai nama China Deng Jia Xi itu menendang gas air mata kembali ke aparat. 

“Saat polisi menembaki, dia berkata kepadaku ‘Duduk! Duduk! Peluru bisa mengenaimu. Engkau seperti berada di atas panggung’,” kenang Myat, seperti dilansir kompas.com(4/3/2021)

Pemuda 23 tahun itu menuturkan, dia dan Angel merupakan bagian dari ratusan orang yang berdemonstrasi secara damai di Mandalay. 

Sebelum penegak hukum menyerang, Myat menceritakan Kyal Sin terdengar berteriak “Kami tak akan mundur” dan “jangan ada darah tertumpah”. 

Kerusuhan pun terjadi ketika polisi menembaki mereka menggunakan gas air mata, hingga Kyal Sin ditembak mati. 

Saat itu, massa terpencar dengan korban sempat mendapat perawatan. Myat kemudian mendapat pesan bahwa ada satu gadis yang gugur. 

“Saat itu saya tak tahu dia korbannya,” kata Myat. Namun, gambar kemudian menyebar bagaimana Angel terbaring di samping korban lain. 

Kerusuhan berdarah pada Rabu(3/3/2021) menambah korban tewas dari unjuk rasa yang menentang kudeta Myanmar sejak 1 Februari lalu. 

Angkatan darat, yang mengeklaim seorang polisi tewas, menegaskan mereka akan mengambil tindakan terhadap “perusuh”. 

Tatmadaw, nama lain militer Myanmar, menahan sejumlah pemimpin politik seperti Aung San Suu Kyi dalam kudeta tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin(3/3/2021) sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.

“Hari ini adalah hari paling berdarah sejak kudeta terjadi pada tanggal 1 Februari. Kami memiliki hari ini – hanya hari ini – 38 orang tewas. Kami sekarang memiliki lebih dari 50 orang tewas sejak kudeta dimulai, dan banyak yang terluka,” kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) utusan khusus untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, berkata di New York. dilansir kompas.com(4/4/2021).*(JM)

RELATED ARTICLES

Most Popular