Putri pertama Presiden Gusdur Alissa Wahid – Foto: ist |
Sebagaimana dilansir antaranews.com, (Kamis, 19/10), putri pertama Presiden ke empat RI, KH. Abdurrahman Wahid itu menilai dikotomi antara pribumi dan non-pribuwi sekarang ini akan berpotensi merusak simpul persatuan antaranak bangsa.
“Bahasa pribumi dan non-pribumi akan menjadi pembatas. Orang dikotakkan menjadi kelompok satu dengan kelompok lain,” ungkap Alissa saat acara sarasehan seni dan urban di Jogja National Museum, Yogyakarta, Rabu malam.
Kordinator Jaringan Gusdurian Indonesia itu tidak melihat ada unsur ketidaksengajaan dalam dalam kalimat pidato Anies.
“Saya yakin Pak Anies bukanlah orang yang tidak berpikir. Dia tahu bahwa penggunaan bahasa itu akan problematik. Pertanyaannya apa yang sedang dipikirkan saat itu,” tambahnya.
Menurutnya, yang diperlu diperjuangkan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah mencari “kita di tengah aku, bukan dikotomi antara pribumi dan non-pribumi.
“Aku ini kan banyak ada Sunda, Batak, Jawa dan lainnya. Sementara sejak awal Indonesia dibangunnya ya di atas aku-aku ini,” tutup Alissa.* (_RSF_)