JAKARTA, VERBIVORA.COM– Cina berhasil mengirim 13 satelit sekaligus ke orbit Bumi dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di Shanxi, provinsi sebelah utara Cina, pada Jumat 6 November 2020. Seluruh satelit, termasuk di antaranya Satelit 6G, dipanggul oleh satu roket, Long March-6.
Sebanyak 10 dari 13 satelit itu adalah milik milik Satellogic, perusahaan jasa penginderaan jauh yang berbasis di Argentina. Memiliki bobot masing-masing 41 kilogram dan didesain memiliki masa pakai tiga tahun, ke-10 satelit akan digunakan untuk menyediakan jasa komersil penginderaan jauh dengan sensor multi dan hiperpektral.
Tiga satelit lainnya adalah milik sejumlah perusahaan dan lembaga riset teknologi Cina untuk observasi penginderaan jauh, eksperimen sains, dan popularisasi sains. Salah satunya adalah satelit uji jaringan teknologi 6G bernama sesuai nama pengembangnya: Universitas Sains dan Teknologi Elektronik Cina.
Satelit 6G itu berbobot 70 kilogram dan membawa perangkat uji komunikasi satelit berkapasitas terahertz. Satelit itu akan membuat sebuah link transceiver pada platform satelit dan melakukan uji kapasitas terahertz.
“Peluncuran satelit 6G ini menandai sebuah terobosan dalam eksplorasi teknologi komunikasi terahertz Cina di luar angkasa,” kata Xu Yangsheng dari Akademi Teknik Rekayasa Cina.
Rencananya, Satelit 6G akan digunakan dalam konstruksi kota cerdas (smart city), mitigasi dan pencegahan bencana, perencanaan lahan, perlindungan lingkungan, dan monitoring konstruksi infrastruktur besar.
Dalam perkembangan terpisah yang dilaporkan hari ini, 9 November 2020, Sistem Satelit Navigasi BeiDou milik Cina telah memperbaiki performa kecepatan sinyalnya hingga layak diperbandingkan dengan satelit navigasi Galileo milik Eropa dan GPS dari Amerika. Laporan mengutip hasil studi yang dipublikasi di jurnal internasional Metrologia. Dilansir dari Tempo.com (9/11/2020). *(JM)