Palu, Verbivora.com – Cipayung Plus Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebut, adanya insiden pembunuhan oleh kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT) terhadap warga Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Poso, Sulteng, mengisyaratkan bahwa pemerintah dalam hal ini TNI Polri tidak serius dalam menumpas aksi terorisme.
Ketenteraman dan kenyaman rakyat Indonesia merupakan hal yang paling utama dijamin oleh pemerintah sesuai amanat dalam UUD 1945.
Tapi amanat dari UUD 1945 ini selalu diabaikan oleh pemerintah, terutaman dalam hal keamanan di Sulteng, mengingat masih maraknya aksi teror yang dilakukan oleh kelompok MIT selama ini.
Oleh karena itu, Kelompok Cipayung Plus Sulteng yang terdiri dari Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Daerah XI Sulawesi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI), Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Korcab PMII), Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI), Pengurus Cabang Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia dan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM), menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:
1. Mengecam dan mengusut tuntas pelaku insiden pembunuhan yang terjadi di Desa Kalimago, Kecematan Lore Timur, Poso, Sulteng pada 11 Mei 2021;
2. Mendesak Kapolri dan Panglima TNI untuk mengevaluasi kinerja TNI Polri, Kapolda dan Danrem dalam penanggganan aksi terorisme di Sulteng;
3. Mendorong Kapolri dan Panglima TNI untuk menjamin dan meningkatkan keamanan masyarakat serta memeperkuat pertahanan di Sulteng;
4. Pemerintah harus mengajak tokoh agama, tokoh pemuda dan budayawan untuk mengambil statement tegas dan mengeluarkan maklumat agar masyarakat tidak terprovokasi. *(AR)