VERBIVORA.COM– Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) Komisariat Daerah (KOMDA) Regio VIII akan menggelar Konferensi Studi Regional (KSR) pada tanggal 23-27 juni 2021 di kota palangkaraya.
KOMDA Regio VIII terdiri dari PMKRI Cabang Palangkaraya, PMKRI Cabang Banjarmasin, PMKRI Cabang Samarinda, PMKRI Calon Cabang Balikpapan dan PMKRI Calon Cabang Pangkalan Bun.
KSR merupakan sistem pembinaan PMKRI dimana semua cabang dan calon cabang yang berada di satu regio membicarakan persoalan dalam regionya untuk diperjuangkan secara bersama – sama.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertajam daya analisis dari anggota PMKRI terhadap situasi sosial kemasyarakatan dan isu yang sedang berkembang di regionya.
Kegiatan KSR ini mengangkat tema “Krisis Ekologi Semakin Dekat, Siapkah Anda ?” .
Romondus Romi KOMDA VIII PP PMKRI menyampaikan bahwa Fenomena alam yang terjadi di kalimantan dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir ini seperti banjir bandang, kebakaran hutan dan lahan, kerusakan lingkungan, dan konflik sosial, tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan korporasi yang mengendalikan dan menguasai kawasan hutan untuk lahan produksi dan ekploitasi SDM yang berskala besar.
Lanjut Romi, Sejauh ini juga belum dapat dilihat regulasi dan kebijakan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang benar-benar serius dalam melestarikan lingkungan hutan. kawasan hutan yang berpotensi sebagai hutan penyangga saja, malah di babat dan diganti sebagai lahan produksi singkong.
“Tentu melalui forum dan momentum ini menjadi kesempatan untuk kita semua dan masyarakat untuk menggali sejauh mana keseriusan Pemerintah Pusat melalui regulasi dan kebijakan dalam memperhatikan Kalimantan yang pernah dijuluki sebagai Paru-Paru Dunia,” Tutur Romi
Ketua Panitia Pelaksana, Eduardus Setno menyampaikan bahwa problema-problema yang terjadi di masing-masing cabang akan dibahas bersama dalam forum KSR ini dan tentunya akan membuahkan naskah rekomendasi bagi Pemerintah Daerah.
Ketua PMKRI Palangka Raya Obi Seprianto menyampaikan bahwa setiap provinsi di Indonesia selalu mengalami transisi dan perkembangan tiap tahunnya begitupun di Kalimantan. Sejalan dengan itu pemanfaatan sumber daya alam dan pembangunan yang terus ditingkatkan.
Lanjutnya, tidak dapat dipungkiri telah memberikan banyak sumbangsih mulai dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrasturktur. Tetapi disisi lain permasalahan yang fundamental seperti kemiskinan, berdasarkan berita resmi yang dirilis BPS dari bulan maret – september 2020, angka kemiskinan mengalami peningkatan, tentunya ini malah berbanding terbalik dengan prospek pembangunan pemerintah.
Ketua PMKRI Cabang Samarinda, Yakobus Catur Bimo menyampaikan, kondisi Kalimantan saat ini masih jauh dari harapan masyarakat, itu terbukti dari beberapa persoalan seperti Infrastruktur yang belum merata dan masih terbilang belum baik, angka kemiskinan yang kian meningkat dan bahkan dari sektor fasilitas pendidikan yang masih belum dirasakan anak-anak bangsa yang berada di pelosok pedalaman Kalimantan.
“Persoalan eksploitasi alam yang dilakukan secara serampangan juga menjadi sorotan yang perlu di perhatikan berdampak timbulnya bencana alam salah satunya banjir,” tegasnya
Dia juga menambahkan, PMKRI hari ini sebagai wadah perjuangan dan pengkaderan, dengan tema yang di angkat sangat menarik dan reflektif untuk dapat didiskusikan sehingga diharapkan dapat dibahas bersama dan merumuskan tawaran-tawaran yang dapat diimplementasikan kedepannya tentang masalah Ekologi di Kalimantan.
Hal senada disampaikan oleh Stefanus Kasma Ketua PMKRI Cabang Banjarmasin, melalui forum ilmiah ini kita mencoba untuk mengupas, mengkaji, dan membahas kasus-kasus atau isue strategis daerah yang kemudian diolah menjadi informasi dan data yang nantinya dijadikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah setempat agar menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan.
“Sebagai upaya untuk menjawab semua tantangan diatas, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) selaku organisasi kemahasiswaan yang berorientasi pada pembinaan dan perjuangan, berusaha untuk dapat hadir memberikan kontribusi nyata sebagai hakekat organisasi pengkaderan yang terlibat dalam kehidupan masyarakat, dimana penanaman nilai-nilai Universalitas dan Sensus Hominis menjadi tujuan akhirnya,” tutupnya. *(JM)