Denpasar, Verbivora.com – Dalam rangka melalukan evaluasi terhadap penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Kelompok Cipayung Plus Bali menggelar rembuk pemuda dengan tema “Dilema PPKM”.
Hadir dalam kegiatan, Komisaris Daerah (Komda) III PP PMKRI, Koordinator Wilayah (Korwil) V PP GMKI, Pengurus Daerah (PD) IMM, PD KMHDI, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PERMAHI, GMKI Cabang Denpasar dan Badung, Pengurus Cabang (PC) IMM Denpasar dan Badung, serta PC KMHDI Denpasar, Minggu (22/8/2021).
Menurut Komda III PP PMKRI Robertus Dicky Armando, kegiatan tersebut merupakan wadah evaluasi kebijakan PPKM.
“Kami melihat bahwa kebijakan PPKM kurang efektif dalam penanganan Covid-19. Salah satu indikatornya adalah angka Covid-19 yang terus melandai,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (23/8/2021).
Baca juga: Komda III PMKRI Bersama Korwil GMKI Beraudiensi dengan Ketua KPU Bali
Lebih lanjut, Dicky mengatakan, akibat kebijakan PPKM, banyak masyarakat yang terdampak mulai dari segi ekonomi sampai sektor pendidikan.
“Sehingga dengan diadakannya rembuk pemuda ini, diharapkan mampu menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pemerintah, untuk segera mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang kurang berpihak pada rakyatnya,” tutur Armando.
Hal senada juga disampaikan oleh PD KMHDI Bali Arya Gangga, “mengingat sampai hari ini kebijakan PPKM tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan angka Covid-19, maupun peningkatan ekonomi di Bali,” terangnya.
Baca juga: Mengenang KRI Nanggala 402, Mahasiswa di Bali Gelar Doa Bersama
Adapun rembuk pemuda menghadirkan tiga orang narasumber yakni Peneliti Bali Science Institute/Sosiolog Made Ferry Kurniawan, Pengamat Ekonomi/Akademisi Gusti Alit Suputra dan pelaku usaha I Ketut Soe Tanju.
Kegiatan ini diikuti 25 peserta, perwakilan mahasiswa dan masyarakat atau pelaku usaha khususnya yang terdampak kebijakan PPKM, untuk menyuarakan protes sosial yang dialami masyarakat saat ini, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. *(AR)
Peneliti Bali Science Institute/Sosiolog Made Ferry Kurniawan (kanan), Pengamat Ekonomi/Akademisi Gusti Alit Suputra (kiri) dan pelaku usaha I Ketut Soe Tanju (tengah). |